Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/05/2019, 12:06 WIB
Veronika Yasinta

Editor

RIYADH, KOMPAS.com - Dua kapal tanker minyak Arab Saudi diklaim mengalami kerusakan signifikan dalam insiden sabotase di lepas pantai Uni Emirat Arab.

Meski demikian, pihak berwenang belum mengatakan siapa dalang yang berada di balik sabotase tersebut.

Peryataan tersebut keluar di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan antara Amerika Serikat dan Iran.

Baca juga: Saudi Mulai Terapkan UU Anti-Pelecehan Seksual, Bagaimana Hasilnya?

Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan dua dari kapal tanker minyaknya menjadi target serangan sabotase di lepas pantai Fujairah.

Dia mengatakan satu kapal tanker sedang dalam perjalanan ke kerajaan itu untuk memuat minyak mentah yang akan dikirim ke AS.

Tidak ada korban jiwa dan tidak ada minyak yang tumpah, tetapi insiden itu menyebabkan kerusakan signifikan pada kedua kapal.

Pejabat UEA sebelumnya mengatakan serangan yang diduga adalah aksi sabotase menargetkan empat kapal.

Iran meminta klarifikasi

Kementerian Luar Negeri Iran menyuarakan keprihatinan atas dugaan serangan terhadap kapal. Iran menuntut lebih banyak informasi yang harus tersedia tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Juru bicara Kemenlu Iran, Abbas Mousavi juga memperingatkan konspirasi yang didalangi oleh para simpatisan atau segala upaya untuk merusak keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut.

Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk Abdullatif bin Rashid al-Zayani menyebut insiden itu sebagai "eskalasi serius".

"Tindakan tidak bertanggung jawab seperti itu akan meningkatkan ketegangan dan konflik di wilayah itu dan membuat rakyatnya menghadapi bahaya besar," ucapnya.

Ketegangan di wilayah

AS sebelumnya memperingatkan kapal-kapal di kawasan itu bahwa Iran atau proksinya dapat menargetkan lalu lintas maritim.

Baca juga: Iran: Serangan terhadap Kapal di Teluk Arab Mengkhawatirkan

Pekan lalu, AS mengumumkan pengiriman armada kapal induk dan pasukan pengebom ke Timur Tengah untuk mengirim pesan ke Iran.

Iran kemudian mengumumkan akan membatalkan sebagian komitmennya pada Perjanjian Nuklir 2015, yang telah dikecam sejak Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian itu setahun yang lalu.

AS juga telah meningkatkan sanksi terhadap Iran dan menuding Korps Garda Revolusi Iran sebagai kelompok teroris.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com