Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal Venezuela Serukan Perlawanan terhadap Presiden Maduro

Kompas.com - 13/05/2019, 13:32 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber Reuters

CARACAS, KOMPAS.com - Seorang jendera Venezuela menyerukan angkatan bersenjata untuk bangkit melawan Presiden Nicolas Maduro pada Minggu (12/5/2019).

Diwartakan Reuters, Ramon Rangel yang menyebut dirinya sebagai Jenderal Angkatan Udara, mengatakan pemerintah Venezuela dikendalikan oleh kediktatoran komunis di Kuba.

"Kita harus menemukan cara untuk menghilangkan rasa takut, pergi ke jalan untuk memprotes, dan mencari serikat militer guna mengubah sistem politik ini," ucapnya.

Baca juga: Wakil Pemimpin Oposisi Venezuela Diseret ke Penjara Politik Helicoide

Pernyataan Rangel diunggah dalam video di YouTube, dan dia nampak mengenakan jas.

"Sudah waktunya untuk bangkit," ujarnya.

Pernyataan Rangel menandai pukulan lain bagi Maduro setelah beberapa perwira senior melakukan pengkhianatan serupa pada tahun ini.

Para perwira yang melawan Maduro telah melarikan diri dari Venezulea. Sementara, sejumlah petinggi militer masih setia kepada Maduro.

Kementerian Informasi Venezeula tidak segera menanggapi beredarnya video tersebut.

Komandan Angkatan Udara Pedro Juliac mengunggah gambar Rangel di Twitter.

"Pengkhianat terhadap rakyat Venezuela dan revolusi," demikian tulisan pada gambar yang diunggahnya.

Rangel adalah seorang perwira militer aktif yang melarikan diri ke Kolombia bulan lalu.

Tidak seperti perwira lain yang telah membuat pernyataan serupa, Rangel tidak menyuarakan dukungan untuk Juan Guaido.

Seperti diketahui, Guaido merupakan pemimpin oposisi yang meminta konstitusi untuk menjadikannya sebagai presiden sementara pada Januari lalu.

Alasannya, terpilihnya kembali Maduro pada pemilu 2018 dipenuhi dengan penipuan.

Lebih dari 50 negara, termasuk Amerika Serikat dan sebagian besar negara Amerika Selatan, mengakui Guaido sebagai pemimpin sah Venezuela.

Baca juga: Keberadaan Militer Rusia di Venezuela Bakal Diperpanjang

Guaido dan sekelompok tentara menyerukan pasukan bersenjata pada 30 April lalu untuk menggulingkan Maduro. Namun, militer tidak bergabung dan pemberontakan gagal.

Pemerintah menyebut peristiwa itu sebagai upaya kudeta dan menuduh 10 anggota legislatif oposisi melakukan makar karena bergabung dalam aksi unjuk rasa hari itu.

Venezuela menderita hiperinflasi yang telah memicu migrasi besar-besaran sekitar 3,5 juta orang dalam tiga tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com