"Saya tak tahu berapa lama saya melihat layar ponsel dan menjawab pesan kakak saya. Namun, saya amat terkejut saat melihat pintu pagar terbuka dan anak saya tidak ada," ujarnya.
"Saya bergegas keluar dan melihat apa yang terjadi. Saya awalnya berpikir anak saya cuma pingsan tetapi saya salah," tambah dia.
Wilawan melanjutkan, dia berharap bisa memutar balik waktu sehingga anaknya tidak lolos dari pengawasan.
Sementara itu, pengemudi truk Sanan Sopapong (61) mengatakan, dia baru saja meninggalkan sebuah lokasi pembangunan sekitar 4 kilometer dari lokasi kejadian.
"Saya tidak mengemudi kencang karena jalanan amat sempit. Saya terkejut karena melihat seorang bayi di jalanan. Saya mencoba menghindar tapi bayi itu terkena roda belakang," kata dia.
Baca juga: Dokter Asyik Main Ponsel saat Ada Pasien, Keluarga Gebrak Meja
Sanan langsung berhenti dan mencoba menolong bayi itu sambil menunggu kedatangan tim medis.
Jenazah bayi malang itu kemudian dibawa ke Institut Kedokteran Forensik untuk diotopsi sementara polisi melanjutkan investigasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.