Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Hari Kemenangan Rusia, Putin Berjanji Terus Perkuat Militer

Kompas.com - 10/05/2019, 12:32 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Kamis kemarin (9/5/2019), Rusia memperingati Hari Kemenangan. Yakni parade militer untuk memperingati kekalahan Nazi Jerman di Perang Dunia II.

Dari Lapangan Merah yang mendung, Presiden Vladimir Putin kembali membangkitkan persatuan nasional, dan pernyataannya untuk melindungi dunia dari fasisme modern.

Putin berkata, rakyat Rusia tidak hanya membebaskan tanah air mereka dari cengkeraman Nazi. Namun menjadi batu karang yang melepaskan seluruh Eropa.

Baca juga: Balas Putin, Presiden Terpilih Ukraina Janjikan Kewarganegaraan kepada Warga Rusia

"Kami memahami nilai abadi dari kemenangan militer rakyat kami," ujar Putin tanpa menyebut peran sekutu lainnya, seperti dilansir The Independent.

Putin kemudian melontarkan komitmen dan berjanji untuk terus berinvestasi di bidang militer dan membentuk pasukan Rusia yang "paling modern".

Namun seperti diulas Independent, terdapat perbedaan antara parade militer di Lapangan Merah yang berlangsung tahun lalu dengan penyelenggaraan 2019 ini.

Parade dibuka dengan masuknya tank medium era Uni Soviet T-34, kemudian sisten pertahanan rudal S-400 dan rudal kelas berat Yars serta Iskander yang bisa diisi dengan hulu ledak nuklir.

Namun di bagian kedua, panitia memutuskan untuk tidak memamerkan kekuatan udara di menit-menit terakhir menyusul kekhawatiran akan keselamatan pilot di cuaca buruk.

Di tahun-tahun sebelumnya, panitia bakal menggunakan perak iodine untuk melenyapkan cuaca mendung. Namun, panitia nampaknya berkaca dari insiden maskapai Aeroflot.

Pada Minggu (5/5/2019), pesawat Sukhoi Superjet 100 Aeroflot terbakar ketika mendarat darurat di Bandara Sheremetyevo Moskwa, dan menewaskan 41 orang.

Nikolai Morozov, vetera yang bertugas bersama angkatan laut pada 1942 mengatakan, parade Hari Kemenangan merupakan momen yang paling berharga baginya.

"Anda seperti berada di masa muda Anda. Momen ini memberikan kekuatan bagi kaki saya sehingga saya bisa berbaris dan ikut merayakan bersama mereka," kata pria 91 tahun tersebut.

Morozov mendukung upaya untuk memperkuat militer Rusia. Namun, dia sangat menyayangkan jika tindakan itu bisa membuat mereka dimusuhi oleh negara Eropa lainnya.

"Adalah kesalahan jika sampai berpisah dari Eropa. Saya mempunyai banyak teman yang berasal dari Inggris. Namun tidak ada cara lain untuk selamat," tutur dia.

Direktur Levada Centre Lev Gudkov menuturkan militerisasi merupakan cara terbarik dari pemerintah Rusia untuk menyatukan seluruh penduduknya.

"Tidak ada mekanisme lain. Mereka butuh ide adanya musuh di luar Rusia sehingga seluruh rakyat bisa menerima pengorbanan yang bakal diberikan ke mereka," terangnya.

Baca juga: Ini Kata Kim Jong Un soal Trump Saat Bertemu dengan Putin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com