Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 10/05/2019, 11:20 WIB

KOMPAS.com - Militer di berbagai negara membutuhan persenjataan mutakhir untuk menjaga kedaulatan negara. Mereka membuat pesawat tempur, kapal perang hingga kapal selam untuk misi bawah laut.

Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang menggunakan kapal selam untuk misi khusus.

Salah satunya adalah kapal selam nuklir bernama USS Triton (SSRN-586), yang ditunjuk untuk misi mengelilingi dunia kali ini. Selain itu, USS Triton juga menguji ketahanan kapal nuklir ini saat berada di bawah air selama penjelajahannya.

Dilansir dari Wired, setelah kurang lebih 60 hari, USS Triton berhasil mengelilingi bumi dan tetap terendam di bawah air. Hari ini 59 tahun yang lalu, tepatnya pada 10 Mei 1960, misi mengelilingi dunia tersebut berhasil dipecahkan.

USS Triton kembali ke Groton, Connecticut mengangkut para kru yang bertugas dan merayakan keberhasilannya. Kabar ini meningkatkan prestise Amerika Serikat terhadap Uni Soviet saat Perang Dingin.

Baca juga: 21 Januari 1954, Kapal Selam Nuklir Pertama Dunia Mulai Beroperasi

USS Triton dan Operasi Sandblast

USS Triton dan krunavsource USS Triton dan kru
Ketegangan yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet juga diperlihatkan dengan upaya kedua negara memamerkan teknologi senjatanya.

Sebelum pertemuan antara Presiden AS Dwight D Eisenhower dan Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Khrushchev di Paris pada Mei 1960, AS memiliki misi tersendiri untuk mengelilingi dunia.

Misi yang dikenal dengan "Operasi Sandblast" ini melibatkan pihak Angkatan Laut AS dan kapal selam yang mampu mengelilingi dunia. Akhirnya USS Triton dipilih untuk menjalankan misi ini.

USS Triton memulai penugasan pada 1959. Ini merupakan kapal selam terbesar, paling kuat, dan termahal yang pernah dibuat. Pembuatan kapal ini menghabiskan danaa 109 juta dollar AS dengan bahan bakar nuklir.

Kapal ini juga ditenagai oleh dua reaktor nuklir dan menggunakan radar pencari tiga dimensi pertama yang dipindai secara elektronik. Radar dapat melacak pesawat hingga ketinggian 75.000 kaki atau 22.860 meter. Oleh karena itulah, kapal ini dinyatakan sesuai untuk misi kali ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke