Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Akhir Pekan, Perdana Menteri Bhutan Ini adalah Seorang Dokter

Kompas.com - 10/05/2019, 08:27 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Asia One

THIMPHU, KOMPAS.com - Pada sebuah Sabtu di Bhutan, Dokter Lotay Tshering baru saja menyelesaikan operasi pemulihan kandung kemih di Rumah Sakit Nasional Jigme Dorji Wangchuck.

Namun Tshering bukanlah dokter biasa. Pada pekan biasa, dia adalah seorang perdana menteri kerajaan di Himalaya yang dikenal dengan "Kebahagiaan Nasional Bruto (GNH)" itu.

"Bagi saya, ini adalah pelepas stres," ujar PM yang menjabat pada 7 November 2018, dalam pemilu ketiga sejak Bhutan mengakhiri monarki absolut pada 2008.

Baca juga: Nima dan Dawa, Kembar Siam dengan Satu Hati asal Bhutan Kini Terpisah

"Ada yang melepas stres dengan bermain golf. Ada yang berkuda. Bagi saya, pelepas stres dengan berpraktik sebagai dokter," ujar Tshering dilansir AFP via Asia One Kamis (9/5/2019).

Tidak ada yang terkejut ketika sang PM yang juga dokter itu berjalan di koridor rumah sakit sambil mengenakan jas kerja. Perawat maupun staf bekerja seperti biasa.

Sang pasien, pria 40 tahun bernama Bumthap berkata dia sangat puas dengan pengobatan yang diberikan Tshering. "Setelah saya dioperasi PM yang merupakan dokter terbaik, saya lega," pujinya.

Berlatih di Bangladesh, Jepang, Australia, dan AS, Tshering memulai karir politik pada 2013. Namun, partai yang dipimpinnya saat itu kalah dalam pemilu.

Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchuck kemudian memerintahkan Tshering untuk memimpin tim dokter dengan bantuan kerajaan ke desa terpencil guna menyedikan pengobatan gratis.

Kini setelah menjadi perdana menteri, dia menghabiskan Sabtu dengan mengobati pasien. Kemudian Kamis dia memberi konsultasi medis untuk dokter dan peserta pelatihan.

Adapun Minggu merupakan waktunya bersama keluarga. Dia mengatakan saat berkampanye, dia berjanji bakal fokus kepada peningkatan layanan kesehatan.

Thimphu mengalami peningkatan grafik di sektor harapan hidup, penurunan kematian pada bayi, maupun pencegahan pada banyak penyakit menular.

Meski begitu, PM berusia 51 tahun itu menuturkan masih ada tantangan seperti diabetes dan kecanduan alkohol yang merupakan penyakit gaya hidup masih tetap tinggi.

"Meski terkesan lambat, saat ini kami sudah mulai memberikan perhatian kepada layanan kesehatan di tingkat kedua maupun yang bersifat tersier," terang dia.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Penjelasan Dokter soal Tes Kesehatan Mata Online yang Viral

Politik, kata Tshering, seperti dunia medis. Jika dalam dunia kedokteran dia memindai dan mengobati pasien, di politik dia meninjau layanan kesehatan dan berusaha meningkatkannya.

"Saya bakal melaksanakan peran ini hingga saya meninggal atau tidak bisa lagi menjalankannya dan bakal merindukan momen seperti ini lagi," tukas dia.

Halaman:
Sumber Asia One
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com