Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemudi Uber di Seluruh Dunia Gelar Aksi Protes soal Tarif Rendah

Kompas.com - 09/05/2019, 14:59 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Pengemudi dari perusahaan penyedia jasa transportasi melalui pemesanan online, Uber, dan Lyft, menggelar aksi protes massal di berbagai kota di dunia.

Unjuk rasa yang berlangsung pada Rabu (8/5/2019) bertujuan untuk memprotes kondisi kerja dan tarif rendah.

Melansir dari CNBC, demosntrasi digelar ketika Uber berencana untuk melakukan penawaran saham perdana atau IPO di Bursa Efek New York pada Jumat (10/5/2019).

Baca juga: Seperti Layanan Uber, Drone Ini Antarkan Ginjal untuk Transplantasi

Dengan IPO tesebut, valuasi perusahaan bisa meningkat hingga 91,5 miliar dollar atau sekitar Rp 1.300 triliun.

Di San Francisco, polisi memperkirakan sebanyak 300 orang, termasuk demonstran dan media, berkumpul di depan markas Uber.

Di Inggris, pengemudi berencana untuk memboikot aplikasi Uber selama 9 jam dari pukul 07.00-16.00 di London, Birmingham, Nottingham, dan Glasgow.

Ratusan pengemudi juga menggelar aksi protes di depan markas Uber di London pada Rabu sore.

Serikat Pekerja Independen di Inggris (IWGB) menuntut kenaikan tarif per mil dan penurunan komisi yang dibayarkan kepada Uber.

Mereka meminta agar tarif naik menjadi 2 poundsterling per mil dari yang sebelumnya 1,25 poundsterling per mil di London.

Serikat pekerja juga ingin agar komisi yang dibayarkan ke Uber menurun dari 25 persen menjadi 15 persen per perjalanan.

"Model bisnis Uber tidak berkelanutan karena tergantung pada eksploitasi pekerja skala besar, penghindaran pajak, dan arbitrase peraturan," demikian pernyataan IWGB.

Seorang pengemudi Uber di London, Mohammad Onupum, mengeluarkan pendapatnya terkait rencana IPO perusahaan tersebut.

"Uber mendapatkan IPO besar, tapi meninggalkan para pengemudi kelaparan," ucapnya.

Sebelumnya, di New York city, pengemudi Uber melakukan aksi mogok selama dua jam dari pukul 07.00-09.00, yang kemudian menyebar ke Los Angeles, San Francisco, dan Washington DC.

Diwartakan Daily Mail, pengemudi Uber di West Coast menyerukan mogok massal selama 24 jam di Bandara Internasional Los Angeles. Unjuk rasa juga berlangsung di Australia dan kota Sao Paulo di Brasil.

Sementara itu, Lyft mengklaim penghasilan para mitra pengemudinya telah meningkat selama dua tahun terakhir.

Baca juga: Uber Bakal Melantai di Bursa, Siapa yang Bakal Tambah Kaya?

Sebanyak 75 persen pengemudinya juga bekerja kurang dari 10 jam per minggu untuk sambilan pekerjaan yang sudah ada.

Perusahaan tersebut menilai, rata-rata pengemudinya memperoleh penghasilan kotor lebih dari 20 dollar AS per jam.

"Kami tahu akses ke penghasilan tambahan yang fleksibel membuat perbedaan besar bagi jutaan orang, dan kami terus berupaya meningkatkan cara terbaik kami melayani komunitas pengemudi kami," demikian pernyataan Lyft.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com