Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: AS Legalkan Penggunaan Pil Kontrasepsi

Kompas.com - 09/05/2019, 11:37 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Sumber History

KOMPAS.com - Jumlah populasi yang semakin bertambah menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi sejumlah negara. Berbagai negara khawatir ledakan populasi berdampak pada kesejahteraan.

Ototitas kesehatan seperti Kementerian Kesehatan juga berupaya untuk menurunkan jumlah angka kelahiran. Langkah yang dilakukan misalnya membuat program tahunan hingga meminta industri farmasi menciptakan obat khusus.

Berbagai obat diciptakan, namun sulit mendapatkan legalitas untuk dijual bebas karena faktor keamanan. Setelah perjuangan panjang, akhirnya upaya industri farmasi mendapatkan titik terang.

Hari ini 21 tahun yang lalu, tepatnya pada 9 Mei 1960, pil kontrasepsi bernama "Enovid" mendapatkan legalitasnya. Penggunaan obat ini dibolehkan di Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Alat Kontrasepsi, Sempat Dianggap Tabu

Dilansir dari History, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui penggunaan pil KB untuk bisa menekan angka kelahiran. Persetujuan ini otomatis menjadi lampu hijau bagi perusahaan farmasi untuk bisa mengembangkan obat ini bebas di pasaran.

Berawal dari AS, beberapa negara dunia juga mulai menerapkan dan mengembangkan pil kontrasepsi untuk menekan jumlah kelahiran. Selain terbukti aman, obat ini dijual murah ketika itu.

Pil pertama berlisensi

Alat kontrasepsi sebenarnya sudah digunakan sejak dulu. Namun, penggunaan pil berawal dari penemuan Margaret Sanger yang mengawalinya pada 1916.

Ketika itu, ia mendapatkan pendanaan dari sponsor dan juga membuka klinik pertama di Brooklyn, Amerika Serikat. Niatnya adalah ingin mengembangkan alat kontrasepsi yang lebih praktis untuk digunakan.

Beberapa hari kemudian, dia ditangkap dan klinik itu ditutup. Dia mendapat tuntutan karena dianggap memberikan informasi mengenai kontrasepsi dan mendistribusikan obat itu.

Setelah itu, belum ada pihak yang mencoba mengembangkan pil kontrasepsi. Pada awal 1950-an, Gregory Pincus, seorang ahli biokimia di Worcester Foundation for Experimental Biology, dan John Rock, seorang ginekolog di Harvard Medical School, mulai menggarap pil kontrasepsi.

Mereka memulai mengembangkan pil yang mampu menekan ovulasi pada perempuan. Kedua orang tersebut akhirnya bisa mengembangkan pil pertama yang disebut Evonid.

Perusahaan farmasi GD Searle akhirnya mengajukan pil ini ke FDA untuk mendapatkan lisensi resmi agar bisa digunakan.

Dengan berharap untuk mendapatkan persetujuan cepat, GD Searle mencoba melakukan percobaan kepada manusia, yaitu perempuan. Dalam uji coba, ternyata menghasilkan pil Evonid ini tak ada efek samping dan aman.

Pada 1959, FDA mulai menunjukkan respons positif terhadap obat ini, namun masih meninjau ulang terhadap keamanannya. Selain itu, FDA juga melihat penggunaan Enovid pada gangguan menstruasi.

Setelah uji coba bertahun-tahun, akhirnya FDA mensetujui penggunaan obat ini. FDA memperbolehkan penggunaan Enovid pada dosis 10 miligram dan dosis yang lebih rendah, 5 miligram pil enovid yang disetujui pada 1961.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Penggunaan Obat Kuat Viagra Dilegalkan di AS

Polemik di negara bagian

Meski mendapat persetujuan dan lisensi resmi, beberapa negara bagian di AS tak dengan cepat menerima perubahan sosial tersebut.

Di Connecticut misalnya, mereka melarang penggunaan pil kepada pasangan yang sudah menikah. Otoritas tertinggi setempat menilai bahwa penggunaan pil melanggar hak privasi dari masyarakat.

Kejadian serupa terjadi di Massachusetts, di mana penggunaan alat kontasepsi dibatas untuk pasangan yang sudah menikah. Hal itu juga hanya dibagikan oleh apoteker dan dokter tertentu.

Tak lama setelah itu, beberapa pihak mulai terbiasa menggunakan pil ini. Evonid ternyata memberikan kebebasan dan keamanan bagi wanita yang mengkonsumsinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber History
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com