WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan sanksi baru kepada Iran yang mengancam bakal melakukan pengayaan uranium untuk menciptakan nuklir.
Trump mengeluarkan perintah eksekutif berisi rilis sanksi yang menargetkan sektor besi, aluminium, baja, dan tembaga yang menjadi sumber ekspor Iran setelah minyak.
Dilansir AFP Rabu (8/5/2019), Trump menyatakan dia menargetkan pendapatan Iran dari sektor besi yang menyumbangkan sekitar 10 persen dari total ekspor.
Baca juga: Iran Ancam Bakal Memproses Uranium untuk Membuat Nuklir dalam Jumlah Besar jika...
"Saya memberitahukan kepada negara lain bahwa menerima baja maupun produk industri besi Iran di pelabuhan Anda kini tidak diperbolehkan," tegas dia.
Diberitakan Sky News, sektor itu memberi sumbangsih berupa mata uang asing kepada perekonomian Iran yang saat ini dilaporkan tengah dilanda masalah.
Presiden berusia 72 tahun itu mengatakan Teheran bisa mendapatkan sanksi lebih keras kecuali bersedia mengubah perilakunya tanpa menjabarkan lebih rinci.
Namun, Trump menyatakan dia bersedia bernegosiasi. Langkah yang dilakukannya dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un sebelum keduanya bertemu.
"Saya berharap suatu hari nanti bisa bertemu dengan para pemimpin Iran dalam rangka mengupayakan perjanjian dan lebih penting, memberi Iran masa depan yang dibutuhkan," katanya.
Keputusan presiden ke-45 dalam sejarah AS itu terjadi setelah Iran mengumumkan bakal membatalkan sejumlah perjanjian nuklir yang dibuat pada 2015.
Iran mengancam untuk menambah stok uranium hingga ke level senjata nuklir dalam 60 hari ke depan kecuali negara besar menawarkan perjanjian baru.
Pernyataan yang disampaikan Presiden Hassan Rouhani muncul tepat setahun setelah Trump mengumumkan menarik diri dari perjanjian yang diteken di era pendahulunya, Barack Obama.
Rouhani memberikan ultimatum kepada negara yang masih memberi dukungan kepada perjanjian nuklir 2015. Seperti China, Rusia, Jerman, Inggris, maupun Uni Eropa.
"Jika kelima negara itu bernegosiasi bersama dan membantu Iran mencapai keuntungan di bidang perbankan dan minyak, maka Iran bakal kembali berkomitmen," tegas Rouhani.
Baca juga: Netanyahu: Kita Tidak Bisa Izinkan Iran Miliki Persenjataan Nuklir
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.