KABUL, KOMPAS.com - Kelompok Taliban menyerang sebuah kantor lembaga bantuan AS di Kabul, Afghanistan, yang menyebabkan perikaian dengan pasukan keamanan hingga melukai 15 orang terluka.
Anggota kelompok itu diyakini telah meledakkan bom mobil sebelum memasuki kantor lembaga Counterpoint International.
Counterpoint International beroperasi di Afghanistan sejak 2005. Berbagai programnya termasuk proyek-proyek yang melibatkan warga sipil.
Baca juga: Perundingan Damai Taliban dan AS Ditunda karena Hari Pertama Puasa
Melansir dari BBC, Rabu (8/5/2019), baku tembak terjadi antara polisi dan anggota Taliban. Sementara, sebanyak 150 pekerja telah dievakuasi dari gedung.
Ledakan besar mengguncang gedung-gedung di dekatnya dan menghancurkan jendela-jendela.
"Kami mulai berlari keluar dari gedung," kata Akhbar Khan Sahadat, seorang jaksa di Kejaksaan Agung yang terletak di dekat lokasi ledakan.
"Ketika berlari keluar, saya mendengar suara tembakan kecil dan granat di dekatnya," imbuhnya.
Serangan terjadi di tengah perundingan putaran keenam antara AS dan Taliban di Qatar untuk mengakhiri perang di Afghanistan selama 18 tahun.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, Counterpart International terlibat dalam kegiatan Barat yang berbahaya dan mempromosikan percampuran antara pria dan perempuan.
"Lembaga bantuan itu membuat pekerja di Kabul dalam berbagai aspek kebrutalan, penindasan, teror, ideologi anti-Islam, dan mempromosikan budaya Barat," kicaunya di Twitter.
Counterpart sejauh ini belum mengeluarkan pernyataan. Namun dalam situs webnya, organisasi tersebut menjalankan program yang didanai USAID untuk mendukung perempuan dan kelompok terpinggirkan.
Diwartakan AFP, Duta Besar AS untuk Afghanistan John Bass mengutuk keras serangan terhadap organisasi non-pemerintah itu.
Baca juga: Jelang Ramadhan, Taliban Gempur Markas Polisi Pakai Bom Bunuh Diri
"Organisasi yang ditargetkan tersebut telah membantu masyarakat setempat, melatih jurnalis, dan mendukung rakyat Afghanistan," kicaunya di Twitter.
"Ini target kekerasan yang tidak masuk akal," imbuhnya.
Misi Bantuan PBB di Afghanistan mengatakan, serangan itu telah menyebabkan kedukaan bagi warga sipil selama bulan suci Ramadhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.