Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misil dan "Drone" Buatan China Disebut Dipakai dalam Konflik di Libya

Kompas.com - 08/05/2019, 16:39 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber SCMP

NEW YORK, KOMPAS.com - Para pakar PBB sedang menyelidiki serangan rudal di Libya bulan lalu yang diduga melibatkan rudal dan drone buatan China.

Panel ahli telah melapor kepada Dewan Keamanan PBB bahwa mereka telah memeriksa foto-foto puing-puing dan mengidentifikasi adanya rudal udara-ke-permukaan Blue Arrow buatan China. Demikian menurut AFP.

Serangan mematikan di pinggiran selatan Tripoli telah menewaskan sedikitnya 227 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang, menurut data PBB, ketika pasukan yang setia pada Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Jenderal Khalifa Haftar, berusaha merebut ibu kota dari pemerintah yang diakui internasional, GNA.

Namun panel ahli PBB juga hampir pasti bahwa rudal-rudal tersebut tidak secara langsung dipasok oleh pabrikan di China ke Libya. Karenanya, mereka telah meminta informasi dari Beijing untuk mengidentifikasi pemasok yang sebenarnya.

Baca juga: AS Desak Pasukan Haftar Hentikan Serangan ke Ibu Kota Libya

Panel ahli PBB juga menyelidiki penggunaan pesawat tak berawak buatan China dan kemungkinan adanya peran dari Uni Emirat Arab dalam misi mematikan yang dilancarkan LNA, di bawah kepemimpinan Haftar.

"Kemungkinan penggunaan variasi perangkat udara tak berawak (UAV) Wing Loong oleh LNA maupun pihak ketiga yang mendukung pasukan tersebut sedang diselidiki," tulis laporan panel ahli PBB yang dikirimkan ke Dewan Keamanan PBB.

Wing Loong merupakan perangkat drone udara yang dikembangkan oleh Chengdu Aircraft Industry Group (CAIG) yang berbasis di China. Drone tersebut memiliki daya tahan lama dan mampu terbang pada ketinggian sedang.

"Penggunaan drone tersebut kemungkinan merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap embargo senjata yang terjadi baru-baru ini, karena perangkat dan sistem senjata yang dilaporkan belum diidentifikasi di Libya sebelumnya," kata panel ahli PBB.

Penggunaan perangkat drone tersebut sekaligus memunculkan dugaan akan keterlibatan UEA dalam konflik di Libya.

Drone tersebut diketahui dioperasikan oleh pemerintah UEA dan sempat dilaporkan berputar-putar di Tripoli selama serangan malam dalam beberapa hari terakhir.

Armada drone yang dioperasikan UEA tersebut termasuk perangkat pesawat nirawak buatan CAIG, yakni Wing Loong dan Wing Loong II.

Menurut Jack Watling, seorang peneliti dari Royal United Service Institute, kedua jenis drone tersebut telah digunakan secara luas oleh UEA di Yaman dan Libya dalam 18 bulan terakhir.

Baca juga: Kuburan Massal Berisi 75 Jenazah Ditemukan di Libya

"Awalnya perangkat tersebut digunakan untuk pengawasan, tetapi dengan cepat beralih menjadi operasi kinetik."

"Ketertarikan penggunaan UAV buatan China itu turut didorong sulitnya mendapatkan perangkat drone Predator dan Reaper buatan AS."

"Bahkan sebagian mengharapkan penggunaan drone China akan mendorong AS untuk mengubah kebijakannya dalam ekspor drone bersenjata," kata Watling.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com