Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasilkan Produk Fesyen Ternama, Upah Buruh Etiopia Terendah di Dunia

Kompas.com - 08/05/2019, 15:16 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

NAIROBI, KOMPAS.com - Buruh pabrik pakaian di Ethiopia menghasilkan banyak produk untuk merek fesyen terkenal seperti Guess, H&M, dan Calvin Klein.

Meski demikian, mereka merupakan buruh dengan upah terendah di dunia dengan penghasilan 26 dollar AS per bulan atau Rp 371.000.

Demikian laporan dari Pusat Bisnis dan Hak Asasi Manusia Stern di New York University berjudul "Made in Ethiopia: Challenges in the Garment Industry's New Frontier".

Diwartakan kantor berita AFP, Rabu (8/5/2019), Etiopia berupaya menjadi pusat manufaktur terkemuka di benua Afrika.

Baca juga: Saudi Disebut Bebaskan Miliarder Etiopia yang Ditangkap pada 2017

Buruh garmen di Etiopia mendapat upah lebih rendah dari buruh dengan bayaran terbutuk di Bangladesh yang tercatat mendapat 95 dollar AS atau Rp 1,3 juta per bulan.

"Pabrikan asing gagal mengantisipasi upah minimum yang terlalu kecil bagi para buruh untuk hidup," kata Wakil lembaga tersebut, Paul Barret.

Sebagai informasi, Etiopia tidak memiliki kebijakan upah minimum resmi untuk sektor swasta.

Laporan juga menyebutkan, buruh yang sebagian besar merupakan perempuan muda, hanya menerima pelatihan yang sangat sedikit.

Selain itu, mereka juga menghadapi konflik budaya dengan manajer yang biasanya berasal dari Asia Selatan atau Timur.

Studi ini berlangsung di Hawassa Industrial Park, salah satu dari lima hub yang diresmikan oleh pemerintah Etiopia sejak 2014.

Ada sekitar 25.000 orang bekerja di sana, membuat pakaian dengan merek yang paling banyak dicari di seluruh dunia.

Jumlah buruh yang dipekerjakan diyakini bakal bertambah menjadi sekitar 60.000 orang.

Sementara pemasoknya berasal dari China, India, dan Sri Lanka yang membuka pabrik di kawasan tersebut.

Etiopia merupakan negara terpadat kedua di Afrika, dengan sekitar 105 juta orang yang sebagian besar masih bertahan hidup dari pertanian.

Pemerintah berharap ekspor pakaian akan naik dari 145 juta dollar AS menjadi sekitar 30 juta dollar AS per tahun.

Baca juga: Reshuffle Kabinet Sedang Berlangsung, Presiden Etiopia Mundur

Lembaga Stern menilai angka itu tidak realistis karena gaji yang rendah telah menyebabkan produktivitas yang buruk, mogok kerja, dan tingkat putus sekolah yang tinggi.

Laporan tersebut menunjukkan, pabrik rata-rata mengganti semua pekerja setiap 12 bulan.

Lembaga tersebut mendesak pemerintah Etiopia untuk menetapkan upah minimum dan membuat rencana ekonomi jangka panjang untuk memperkuat industri pakaian jadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com