Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Kehadiran di Arktik, China Sebut AS Salah Paham

Kompas.com - 07/05/2019, 21:33 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - China menyebut Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo telah salah mengartikan maksud dan tujuan kehadiran negara itu di kawasan Arktik.

Beijing menganggap komentar yang disampaikan Pompeo sebelum pertemuan dengan Dewan Arktik, di mana AS menjadi negara anggotanya, sebagai penggambaran yang keliru dari fakta-fakta dan memiliki motif tersembunyi.

"Pernyataan Pompeo adalah penggambaran yang keliru dari fakta-fakta yang memiliki motif tersembunyi."

"Kami tidak memiliki perhitungan geopolitik, juga tidak mencari blok eksklusif," kata juru bicara kementerian luar negeri China Geng Shuang, dalam jumpa pers, Selasa (7/5/2019).

Sebelumnya, Pompeo dalam pernyataannya memperingatkan bahwa kawasan Arktik telah menjadi ajang kompetisi dan persaingan kekuatan global berkat kekayaan cadangan minyak, gas, mineral, dan hasil laut yang melimpah.

Baca juga: Imbangi China dan Rusia, AS Bakal Perkuat Kehadiran di Arktik

Pompeo mengutip kekhawatiran Pentagon bahwa Beijing berusaha membangun kehadiran keamanan permanen di wilayah kutub, termasuk dengan mengerahkan kapal selam untuk mencegah serangan nuklir.

Dia juga mengecam pernyataan Beijing yang menyebut China sebagai "negara dekat" Arktik.

"Hanya ada negara-negara Arktik dan non-Arktik. Tidak ada kategori ketiga dan mengklaim sebaliknya tidak memberikan hak apa-apa kepada China," ujar Pompeo.

Namun Geng mengatakan, China berpartisipasi dalam urusan Arktik dengan sikap terbuka, kooperatif, dan saling menguntungkan.

"China tidak akan turut campur dalam masalah antara negara-neagra Arktik, namun juga tidak akan absen dari masalah global di Arktik," ujarnya, dikutip AFP.

Berbeda dengan China yang hanya berstatus sebagai negara pengamat, AS dan Rusia merupakan anggota Dewan Arktik.

Meski demikian Geng mengatakan bahwa masalah Arktik tidak selalu hanya terkait dengan negara-negara di kawasan Kutub Utara, melainkan juga ada signifikansi global dan pengaruh internasional di dalamnya.

"China bersedia bekerja sama dengan pihak lain untuk melindungi Kutub Utara, mengeksploitasi, dan berpartisipasi dalam pemerintahan Kutub Utara," ujar Geng.

Baca juga: NASA: Gelembung Metana di Danau Arktik adalah Kabar Buruk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com