Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Tembak Meriam Jelang Buka Puasa di Sarajevo..

Kompas.com - 07/05/2019, 16:01 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah seharian menjalani puasa, momen yang paling ditunggu adalah saat berbuka puasa. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menunggu waktu berbuka, dari jalan-jalan hingga melihat pertunjukan tertentu.

Di Indonesia kegiatan ini dikenal dengan sebutan ngabuburit. Tak hanya di Indonesia saja, umat Islam di dunia juga melakukan tradisi yang sama, termasuk di Kota Sarajevo, ibu kota Bosnia-Herzegovina.

Tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Kota Sarajevo adalah dengan mendengarkan suara dentuman keras dari meriam yang berusia ratusan tahun.

Dilansir dari Global Times, tradisi ini sudah dilakukan oleh berabad-abad yang lalu secara rutin ketika Ramadhan datang. Masyarakat rela jalan kaki dan berkumpul pada satu titik untuk mendengarkan suara dentuman meriam tersebut.

Titik lokasi kumpul dari masyarakat berada di Yellow Bastion, yang merupakan dulunya merupakan bangunan pertahanan selama pemerintahan Ottoman selama abad ke-18.

Meriam tak hanya berdentum sekali saja, tiap tahunnya meriam ini selalu menemai awal dari buka puasa masyarakat Sarajevo.

Baca juga: Drugdag, Tradisi Pukul Bedug Sambut Ramadhan ala Keraton Cirebon

Dentuman meriam menuju Kota SarajevoGlobal Times Dentuman meriam menuju Kota Sarajevo

Meriam itu selama ini dianggap membawa kerukunan bagi masyarakat Sarajevo, bagi Muslim atau non Muslim. Mereka berkumpul dan ada juga yang telah siap membawa meja kecil beserta peralatan makan.

Ketika meriam ditembakkan, suara gema menderu dari bukit ke penjuru kota. Dentuman yang keras kadang membuat orang yang datang terkejut, namun setelah itu mereka bersorak suka cita.

Orang yang datang juga telah siap menyantap makanan yang telah dia bawa. Makanan yang dihidangkan biasanya terdiri dari hidangan tradisional Bosnia seperti Somun, sejenis roti berbentuk pipih yang disajikan selama Ramadhan. Sementara minuman yang disajikan biasanya adalah air lemon.

Satu demi satu, lampu yang berada di kota mulai menyala menggantikan matahari yang telah tenggelam.

Dihidupkan Smail Krivic

Masyarakat menunggu meriam berbunyiBalkan Insight Masyarakat menunggu meriam berbunyi
Meriam di Yellow Bastion ternyata telah digunakan selama berabad-abad sejak masa kekaisaran Ottoman memerintah wilayah itu sebagai pertanda bagi umat Muslim di Sarajevo untuk memulai buka puasa.

Selain itu, meriam ini juga digunakan untuk penjagaan Yellow Bastion selama masa kepemimpinan Ottoman. Namun, karena adanya Perang Dunia I tradisi itu berhenti.

Setelah puluhan tahun tak digunakan, pada 1997 seorang bernama Smail Krivic memulai tradisi tersebut. Menurut dia, meriam memiliki daya tarik bagi banyak orang dan wisatawan ketika berkunjung ke Sarajevo.

Meriam juga tak bisa berbunyi sendiri, Smail Krivic dipercaya sebagai orang yang bertugas menghidupkan dan menembakkan meriam tersebut.

Sebelum bertugas, dia mempersiapkan segala sesuatunya termasuk datang ke Yellow Bastion sekitar pukul setengah enam waktu setempat. Dia juga mengenakan "Fes" atau kupluk khas resimen infantri Bosnia di bekas Kekaisaran Austro-Hungaria pada Perang Dunia I.

Baca juga: Sarajevo Kenang 100 Tahun Tewasnya Franz Ferdinand

Smail Krivic mempersiapkan meriamnews.cn Smail Krivic mempersiapkan meriam

Ketika sinar matahari terakhir menghilang di balik bukit, Krivic mulai bersiapkan manyalakan meriam. Suara dentuman mulai menggelegar disertai suara azan dari banyak masjid di Kota Sarajevo menandai berakhirnya tugas dari Krivic.

Berbeda pada masa lalu, meriam ini mengeluarkan kembang api, bukan isi meriam murni. Seketika ledakan itu membuat langit-langit di Sarajevo menjadi indah.

Lebih dari 20 tahun Krivic dipercaya sebagai orang yang menghidupkan meriam dan sampai saat ini masih bertugas melakukan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com