Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Ini Tuduh Presiden Duterte Terlibat dalam Perdagangan Narkoba

Kompas.com - 07/05/2019, 14:40 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

MANILA, KOMPAS.com - Seorang whistle blower yang menuduh Presiden Filipina Rodrigo Duterte mendapat jutaan dari perdagangan narkoba akhirnya menampakkan diri.

Sebelumnya, sosok berkerudung dengan nama samaran Bikoy mengaku pernah menyimpan data finansial dari para pengedar narkoba yang pernah berurusan dengan keluarga Duterte.

Dilaporkan SCMP Senin (6/5/20190, sosok berkacamata bernama Peter Joemel Advincula mengaku sebagai sosok Bikoy yang menuduh anak serta staf Duterte merupakan "tokoh kunci" peredaran narkoba Filipina.

Baca juga: Demi Perangi Narkoba, Presiden Duterte Siap Terbakar di Neraka

Reaksi pun datang dari Istana Malacanang. "Sejauh yang kami pahami, video itu merupakan propaganda hitam melawan pemerintah," tegas juru bicara Salvador Panelo.

Advincula yang disebut berusia antara 30-40 tahun berkata dia memutuskan membuka jati dirinya supaya bisa mengajukan gugatan hukum setelah mendapat ancaman mati.

Selain itu, dia juga mempunyai alasan khusus. "Saya melihat banyak keluarga yang terpecah dan rusak karena narkoba," tegas Advincula dalam konferensi pers.

Dia mengaku tidak terafiliasi dengan oposisi atau partai manapun. Namun, tuduhannya terjadi jelang pelaksanaan kampanye pemilu sela Filipina.

Senin pekan depan (13/5/2019), 61,8 juta warga bakal memberikan suara kepada ribuan perwakilan pemerintah lokal, 303 anggota kongres, serta 12 senator.

Delapan kandidat yang didukung Duterte, termasuk mantan staf kepresidenan Christopher Go yang disebut juga menerima cipratan uang, dijagokan bakal menang.

Advincula datang ke markas grup pengacara Filipina di mana dia bisa meminta pendampingan hukum untuk melaporkan mereka yang terlibat dalam sindikat narkoba.

Menggunakan nama Bikoy, Advincula tampil dalam lima video yang diunggah ke YouTube sejak 31 Maret. Dia berkata sindikat itu mengirim uang kepada "pengatur finansial" di Hong Kong guna keperluan validasi.

Duterte dia sebut sering mengunjungi Hong Kong bersama seorang rekan bernama Cielito "Honeylet" Avancena dan putrinya, Veronica.

Baca juga: Duterte: Situasi Narkoba di Filipina Memburuk

Dia mengklaim mempunyai detil transaksi karena pernah menjadi anggota tim yang mempersiapkan jumlah uang bulanan beserta kode penerima dan jumlah uang yang dikirim.

Advincula menuturkan anggota senior sindikat, termasuk Go dan putra Duterte Paolo, mempunyai tato di tubuh yang dipergunakan sebagai kode untuk berhubungan.

Go yang mengincar kursi Senat menyatakan Advincula seharusnya pergi ke rumah sakit jiwa alih-alih kantor pengacara dan menuduhnya melakukan propaganda.

Bahkan Go sampai harus membuka pakaiannya untuk menunjukkan dia tidak mempunyai tato seperti yang dituduhkan oleh Advincula.

Ketua Hakim Guevarra mengatakan Advincula seharusnya pergi ke Badan Investigasi Nasional (NBI) dan mengisi laporan jika dia memang mempunyai bukti.

Baca juga: Duterte: Jika Perang dengan China, Rudal Mereka Bisa Menghantam Manila dalam 7 Menit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com