Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Erdogan Protes, KPU Turki Perintahkan Pemilu Ulang di Istanbul

Kompas.com - 07/05/2019, 06:28 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

ISTANBUL, KOMPAS.com - Badan tertinggi penyelenggara pemilu Turki dilaporkan memerintahkan diadakan pemilu ulang di Istanbul yang dimenangkan oleh oposisi.

Diberitakan media pemerintah via AFP Senin (6/5/2019), perintah itu muncul setelah partai yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan mengajukan protes.

Pemenang pemilu wali kota Istanbul yang merupakan andalan oposisi Partai Rakyat Republik (CHP) Ekrem Imamoglu menyebut keputusan itu merupakan "pengkhianatan".

Baca juga: Sebut Ada Korupsi, Erdogan Ingin Pemilu Ulang di Istanbul

Dia pun berjanji bakal memberi perlawanan. "Mereka berusaha merampas kemenangan kami. Kecewa iya, tapi kami tak pernah putus harapan," kata Imamoglu.

Imamoglu mengalahkan kandidat Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin Erdogan dalam pemilu 31 Maret lalu untuk mengambil kendali di kota terbesar Turki.

Hasil itu merupakan kekalahan mengejutkan bagi AKP yang menguasai Istanbul selama 25 tahun terakhir. Terutama Erdogan yang pernah menjadi wali kota di sana.

AKP menyatakan mereka menolak hasil pemilu dengan menuduh ada "kecurangan dan korupsi" di mana Imamoglu menang setelah meraup 13.000 suara setelah terjadi penghitungan ulang.

Kemenangan di Istanbul sangatlah penting karena kota berpopulasi 16 juta jiwa itu merupakan mesin ekonomi sekaligus mengontrol sebagian besar anggara publik di Turki.

Erdogan pernah mengatakan memenangkan Istanbul sama seperti menang di seluruh Turki. Kekalahan di sana termasuk di ibu kota Ankara merupakan imbas dari adanya penurunan ekonomi.

CHP yang sebelumnya menyebut Erdogan sebagai "pecundang buruk" langsung menggelar pertemuan darurat setelah KPU Turki memerintahkan pemilu ulang.

Wakil ketua partai Onursal Adiguzel yang merupakan anggota dewan nasional dari Istanbul menuturkan partai penguasa mengabaikan nilai demokrasi.

"Bertarung melawan AKP diperbolehkan. Namun menang melawan mereka dilarang. Jelas ini merupakan bentuk kediktatoran," sindir Adiguzel di Twitter.

Sementara kandidat AKP yang kalah, mantan Perdana Menteri Binali Yildirim, mengatakan pelaksanaan pemilu ulang bakal memberi keuntungan bagi Istanbul.

Meski tidak mencalonkan diri, Erdogan begitu serius berkampanye dalam pemilu lokal demi menjaga pengaruh AKP. Bagi pendukungnya, dia merupakan sosok pemimpin kuat yang dibutuhkan Turki.

Namun bagi oposisi, Erdogan telah melanggar hukum dengan melakukan pengawasan ketat dan menganggap siapa pun yang berseberangan dengannya sebagai musuh negara.

Baca juga: Diduga Ada Kecurangan, Erdogan Ingin Pemilu Istanbul Dibatalkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com