Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis "Student Loan" di AS Picu Banyak Peminjam Ingin Bunuh Diri

Kompas.com - 06/05/2019, 15:13 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Utang "student loan"makin menjadi krisis yang berkembang di AS dengan capaian 1,56 triliun dollar AS, nomor dua setelah pinjaman hipotek.

Meski utang yang jumlahnya besar itu tidak secara langsung mengancam ekonomi, namun menyebabkan kesedihan yang mendalam bagi mereka yang berutang.

Diwartakan Bloomberg, Senin (6/5/2019), satu dari 15 debitur berpikir untuk bunuh diri karena utang pendidikan.

Baca juga: Agar Lebih Semangat Membayar Cicilan Utang

Hasil penelitian itu berdasarkan survei terhadap 829 orang pada bulan lalu oleh lembaga Student Loan Planner.

Menurut ekonom Deutsche Bank, sebagian besar utang pendidikan ditanggung oleh warga dengan saldo tabungan di bawah skala aman.

Meningkat 61 miliar dollar AS sejak akhir 2017, student loan menjadi jenis utang terbesar kedua AS, di mana pendidikan bukanlah aset berwujud yang dapat dijual.

Isu seputar student loan atau utang pendidikan ini juga disoroti oleh Senator Elizabeth Warren yang mencalonkan diri sebagai presiden AS.

Dalam kampanyenya, dia ingin membatalkan utang pendidikan bagi 42 juta warga AS, masing-masing 50.000 dollar AS atau sekitar Rp 715 juta.

Sementara mantan Gubernur Colorado John Hickenlooper membahas beberapa dampak negatif bagi perekonomian dalam sebuah presentasi di konferensi Milken Institute awal pekan ini.

"Tentu saja kaum milenial akan senang membeli rumah," kata Hickenlooper pada 30 April lalu.

"Tapi mereka telah terkubur dalam utang," ujarnya.

Business Insider mencatat, lebih dari tiga juta warga AS yang berusia 60 tahun atau lebih masih harus menanggung utang untuk biaya pendidikan mereka.

Mereka tercatat memiliki utang pendidikan secara keseluruhan lebih dari 86 miliar dollar As atau sekitar Rp 1.230 triliun.

Seorang warga AS berusia 76 tahun, Seraphina Galante, lulus dari San Diego State University dengan gelar master pada 19 tahun lalu.

Baca juga: Perundingan Damai Taliban dan AS Ditunda karena Hari Pertama Puasa

Tapi dia masih punya utang hampir 40.000 dollar AS atau sekitar Rp 572 juta.

"Saya sangat percaya diri kala itu. Saya akan membayarnya tepat waktu," ujarnya kepada CBS News.

"Kami menua dan kami terus menjadi lansia. Ini realita kehidupan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com