Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Hamil dan Bayi 14 Bulan Jadi Korban Tewas Serangan Udara Israel

Kompas.com - 06/05/2019, 12:49 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News,AFP

GAZA CITY, KOMPAS.com - Pemimpin Palestina di Gaza dilaporkan menyepakati gencatan senjata dengan Israel untuk mengakhiri konflik selama dua hari yang terjadi.

Juru bicara militer Israel menolak berkomentar atas kabar itu. Namun, AFP melaporkan Senin (6/5/2019) tidak ada serangan roket dari Gaza maupun balasan Israel.

Sumber dari Hamas maupun Islamic Jihad mengatakan, Mesir langsung bertindak sebagai penengah untuk menggelar gencatan senjata pada pukul 04.30 waktu setempat.

Baca juga: Terjadi Konflik di Gaza, Trump Dukung Israel 100 Persen

Kabar itu dibenarkan juga sumber dari internal Mesir setelah ketegangan serius antara Israel dengan milisi Palestina sejak Perang Gaza 2014 silam.

Ketegangan itu terjadi Sabtu (4/5/2019) ketika puluhan roket dari Gaza menghantam permukiman Israel yang langsung dibalas dengan mengerahkan serangan udara.

Setidaknya 23 orang Palestina, dengan sembilan di antaranya merupakan milisi, tewas. Korban tewas itu antara lain Moshe Agadi yang dadamya terkena pecahan rudal.

Kemudian pria 49 tahun yang terbunuh ketika roket menghantam pabrik tempatnya bekerja, serta dua orang di mana kendaraannya dihantam dua roket milisi.

Otoritas lokal dikutip Sky News berujar ibu hamil berusia 37 tahun dan keponakannya yang masih bayi berumur 14 bulan terbunuh oleh serangan udara Israel.

Tel Aviv membantah dengan menyatakan ibu dan keponakannya itu terkena roket Palestina. Serangan udara Israel dilaporkan juga menghantam apartemen di utara Gaza, dan membunuh pasangan beserta bayi mereka yang berusia empat bulan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan berada dalam rapat tertutup bersama pejabat pertahanannya dengan instruksi agar militer melanjutkan serangan dan menunggu perintah selanjutnya.

Israel mengklaim serangan udara mereka membunuh seorang komandan Hamas yang disebut terlibat dalam bagian mengirim dana yang dikirim Iran ke kelompok mereka.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh melalui keterangan tertulis yang dirilis Minggu malam (5/5/2019) mengutarakan bahwa kelompok mereka tidak tertarik akan perang.

Baca juga: Diserang 600 Roket dari Gaza, Israel Bakal Terus Menyerbu

Haniyeh menjelaskan dia siap untuk memadamkan situasi jika Israel menghentikan serangan serta memulai menerapkan pemahaman tentang martabat kehidupan mereka.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bereaksi atas konflik itu dengan menyebut mereka yang ada di Gaza sebagai teroris, dan menuturkan Israel sebagai kubu yang diserang.

"Kami mendukung 100 persen langkah Israel yang melindungi warganya," kata Trump seraya meminta kepada warga Gaza untuk menghentikan serangan tersebut.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pun sependapat dengan Trump dengan mengatakan Israel berhak melakukan apapun untuk melindungi warganya seraya berharap gencatan senjata berdampak positif.

Sementara Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini mendesak agar serangan roket dari Gaza dihentikan dan mendukung langkah gencatan senjata.

Baca juga: Gedung Kantor Berita Turki di Gaza Dibom Israel, Erdogan Meradang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com