PYONGYANG, KOMPAS.com - Media pemerintah Korea Utara menyatakan Kim Jong Un telah mengawasi uji coba misil jarak pendek dan senjata taktis pada Sabtu (4/5/2019).
Diwartakan kantor berita AFP, Minggu (5/5/2019), selama latihan militer tersebut, Kim Jong Un mendesak pasukannya untuk mengumpulkan kekuatan.
"Kebenaran kuat tentang perdamaian dan keamanan sejati dipastikan dan dijamin hanya dengan kekuatan besar," katanya.
Baca juga: Korsel: Korea Utara Tembakkan Proyektil Jarak Pendek
Koran Rodong Sinmun yang dikelola pemerintah pada Minggu memuat 16 foto terkait uji senjata pada halaman depannya.
Sebuah gambar menunjukkan Kim tampak muram memegang teropongnya di pos pengamatan. Beberapa foto lain menunjukkan proyektil yang ditembakkan ke arah langit.
Laporan Reuters menyebutkan, tujuan latihan tersebut untuk menguji kinerja peluncur roket berkaliber besar dan senjata taktis unit pertahanan.
Klaim tersebut menyiratkan, penembakan terbaru bukanlah rudal balistik jarak jauh yang dianggap ancaman bagi AS.
"Perlu meningkatkan kemampuan tempur untuk mempertahankan kedaultan politik dan ekonomi mandiri," demikian laporan KCNA merujuk pada cara untuk menghadapi ancaman dan invasi.
Proyektil ditembakkan dari kota pesisir timur Wonsan sekitar pukul 09.00, dan meluncur sekitar 70-299 km ke arah timur laut.
Lalu apakah uji coba ini telah menyalahi janji Kim Jong Un menuju denuklirisasi total?
Presiden AS Donald Trump menyatakan, ancaman nuklir Korut berakhir setelah pertemuandengan Kim pada Juni 2018 di Singapura.
Saat itu, Kim berjanji akan berkerja menuju denuklisasi total di semenanjung Korea.
Meski belum sepakat soal makna dari langkah tersebut, Trump bersikeras hubungannya dengan Kim tetap dekat meski pertemuan kedua mereka di Vietnam bubar tanpa kesepakatan atau pernyataan bersama.
Dengan negosiasi yang berjalan lambat, Korut disebut sedang menguji AS sambil tetap berada di bawah ambang batas.
Baca juga: Kim Jong Un Kembali Pakai Limosin Saat di Rusia, Produsen Mobil Jerman Bingung
Para analis menyebut Korut berniat meningkatkan tekanan terhadap AS.
"Kim ingin memastikan dunia tahu, mereka kecewa dengan sikap keras AS tentang denuklirisasi," kata Scott Seaman dari Eurasia Group.
"Korut tidak akan tunduk pada tekanan eksternal," imbuhnya.
Meski peluncuran proyektil itu tidak melanggar moratorium uji coba rudal, Korea Utara menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap pejanjian militer kedua negara pada tahun lalu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.