MIAMI, KOMPAS.com - Puluhan penumpang syok ketika dievakuasi ke tempat yang aman darisayap pesawat Boeing 737-800 yang tergelincir dari landasan pacu pada Jumat (3/5/2019) malam di Florida, AS.
Pesawat yang disewa dari Miami Air International itu berupaya mendarat sekitar pukul 21.40 waktu setempat.
Namun badai dan kilatan petir membuat si burung besi tergelincir, kemudian meluncur ke perairan dangkal sungai St Johns yang berada di dekat landasan.
Baca juga: Bawa 143 Orang, Pesawat Boeing 737 Tergelincir dan Masuk ke Sungai Saat Mendarat
Berikut ini sejumlah fakta yang diperoleh terkait insiden yang melibatkan 143 orang, seperti dikutip dari AFP dan Reuters:
Pesawat membawa 143 orang, yang terdiri dari 136 penumpang dan 7 kru, berangkat dari Pangkalan Angkatan Laut Teluk Guantanamo Kuba.
Para penumpang terdiri dari anggota militer dan anggota keluarga mereka,
Otoritas menyebutkan, sebanyak 22 orang terluka akibat insiden yang terjadi di Pangkalan AL Jacksonville itu.
Meski demikian ada kekhawatiran akan sejumlah hewan peliharaan yang berada di kompartemen bagasi pesawat.
Gambar yang diperoleh menunjukkan pesawat tersebut sebagian terendam air setelah mendarat dengan keras.
Hal tersebut sampai-sampai membuat kerucut hidung pesawa hilang.
Penumpang yang mengenakan rompi penyelamat diminta untuk memanjat ke sayap pesawat sebelum diangkut ke daratan dengan rakit karet.
Kapten Michael Connor, komandan di Pangkalan AL Jaksonville, menyebutk insiden tersebut sebagai keajaiab karena tidak ada korban cedera serius atau kematian.
"Kita bisa bilang soal kisah yang berbeda tentang malam ini. Saya pikir, ini profesionalisme mereka yang membantu penumpang turun dari pesawat," ujarnya.
"Ini bisa saja berakhir lebih buruk," imbuhnya.
Badan Keselamatan Transportasi AS (NTSB) telah menemukan perekam data penerbangan dan mengirimnya ke Washington untuk dianalisis.