Terletak di kota tua Hyderabad, berdiri toko Falooda dan Lassi (minuman campuran yoghurt dan buah) yang terkenal, “Matwale Doodh Ghar”.
Matwale, sang pemilik, meratapi kenaikan harga yang sangat tinggi. Kota Tua merupakan bagian dari sejarah tetapi lebih miskin dari pusat IT yang terkenal. Untuk musim panas, minuman yoghurt ini adalah penghilang dahaga yang murah.
Matwale merupakan korban terparah dari peraturan pajak barang dan jasa (Goods and Service Tax: GST) di masa kepemimpinan BJP.
GST awalnya bertujuan untuk simplifikasi sistem perpajakan yang sering berbeda di tiap negara bagian, dan juga untuk mempermudah alur bisnis.
Namun justru sistem yang sekarang ternyata sangat tidak transparan, memiliki tingkat pajak yang arbiter untuk berbagai produk, dan telah menghancurkan sektor yang lebih tidak terorganisir.
Ia mengatakan, “Mustahil untuk memindahkan semua beban pajak ke pelanggan, meskipun saya mendapatkan ribuan tiap harinya, kenaikan harga akan banyak mengurangi jumlah pelanggan saya”.
Kekecewaannya sebagian besar diarahkan ke pemerintah pusat dan kebijakannya. Mahalnya biaya yang dikeluarkan menjadi alasan kenapa dia mengirim anaknya ke China untuk belajar tentang pengobatan.
Pengumuman demonetisasi yang terjadi dalam semalam (menghilangkan 86,5 persen nilai mata uang India) di November 2016, dan implementasi pajak barang dan jasa pada pertengahan 2017 bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas dari kepemimpinan BJP.
Tapi yang dilihat Tim Ceritalah justru kekecewaan atas performa ekonomi. Seperti bunuh diri yang dilakukan oleh petani, pengangguran massal dan migrasi oleh pedagang yang kesulitan.
Namun, apakah masyarakat akan memilih kembali BJP, Kongres Nasional di India atau Partai Oposisi Regional adalah pertanyaan yang masih mengambang. Pertanyaan yang terus berputar-putar di antara koper-koper yang menumpuk di kereta.
Pertanyaan "Apa untungnya bagi saya", bukanlah pertanyaan yang mudah dijawab oleh masyarakat India, seperti dalam kampanye Modi yang mengejutkan pada 2014. Keajaiban Modi yang dijanjikan sejak 2014 sepertinya sudah terlupakan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.