Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalang Bom Paskah Sri Lanka, Pakai Medsos untuk Cari Pengikut

Kompas.com - 03/05/2019, 18:15 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

KOLOMBO, KOMPAS.com - Sosok yang diyakini sebagai dalang serangan bom Minggu Paskah di Sri Lanka, Zahran Hashim diyakini menggunakan media sosial untuk menyerukan serangan terhadap warga non-Muslim.

Zahran bahkan menghabiskan waktu berbulan-bulan lewat chatroom pribadi untuk membujuk enam orang pemuda untuk menjadi pengebom bunuh diri.

Zahran Hashim, yang tewas dalam serangan di hotel Shangri-La pada 21 April lalu, sukses membujuk kakak beradik Ilham Ibrahim dan Inshaf Ibrahim untuk membantunya.

Tak hanya itu, Zahran bahkan berhasil membujuk kedua saudara yang berasal dari keluarga kaya tersebut untuk membiayai misinya.

Baca juga: Ada Ancaman Serangan Lanjutan dari Ekstremis, Sri Lanka Siaga

"Kami menduga dua bersaudara Ibrahim menggunakan uang dari bisnis rempah-rempah untuk membiayai pengeboman," kata seorang penyidik.

"Nampaknya, indoktrinasi dilakukan lewat internet, khususnya Facebook dan YouTube," tambah penyidik itu.

Tetangga kedua Ibrahim mengatakan, kedua pemuda itu adalah Muslim yang taat. Namun, keduanya bukan anggota organisasi apa pun.

"Kami yakin Zahran meradikalisasi mereka menggunakan Facebook," kata R Abdul Razik, pemimpin organisasi Ceylon Thowheed Jamaath (CTJ) yang berhaluan moderat.

"Khususnya tahun lalu, dia (Zahran) secara terbuka menyerukan pembunuhan warga non-Muslim," tambah Razik.

Para penyidik dan para pemimpin komunitas yakin Zahran menggunakan aplikasi pengirim pesan pribadai di media sosial agar kegiatan mereka tak tercium pemerintah.

CTJ dan All Ceylon Jammiyatul Ulama (ACJU) mengklaim sudah melapor ke aparat keamanan Sri Lanka soal Zahran Hashim tetapi laporan mereka tak ditanggapi serius.

"Kami sudah meminta badan intelijen untuk memblokir akun Facebook Zahran karena dia mencemari otak Muslim Sri Lanka," ujar Razik.

"Namun, mereka mengatakan, sebaiknya Zahran tetap memiliki akun media sosial sehingga pemerintah bisa mengawasinya," tambah Razik.

Kelompok moderat lainnya, Sri Lankan Thowheed Jamaath (SLTJ) mengatkan, mereka bahkan menggelar konferensi pers pada 2017 untuk memperingatkan pemerintah soal perilaku Zahran Hashim.

Namun, tetap saja tak ada tindakan apa pun dari aparat keamanan Sri Lanka.

Baca juga: Ada Ancaman Serangan Bom yang Baru, Sri Lanka Batalkan Misa Minggu

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com