Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Ancaman Serangan Lanjutan dari Ekstremis, Sri Lanka Siaga

Kompas.com - 03/05/2019, 14:56 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

COLOMBO, KOMPAS.com - Kepolisian Sri Lanka dilaporkan dalam keadaan waspada menyusul adanya ancaman serangan setelah ledakan bom yang terjadi saat Minggu Paskah.

Polisi mengonfirmasi mereka sudah memberi instruksi di seluruh ibu kota Colombo untuk menempatkan petugas tambahan dan sudah meminta angkatan laut untuk menerjunkan kapal perang.

Sebab seperti dilansir AFP Jumat (3/5/2019), mereka menerima laporan intelijen berisi peringatan akan adanya serangan yang menyasar jembatan di Colombo.

Baca juga: Ada Ancaman Serangan Bom yang Baru, Sri Lanka Batalkan Misa Minggu

Militer Sri Lanka juga mendirikan pusat komando khusus untuk mengatur koordinasi operasi anti-terorisme. Militer menyatakan mereka juga mengerahkan lebih banyak pasukan dalam operasi pencarian.

Sumber militer mengungkapkan, pasukan tambahan itu melakukan pencarian semalam suntuk dan menyita sejumlah bahan peledak serta senjata di beberapa lokasi.

"Dengan bantuan polisi, kami mencari persembunyian teroris, peledak, senjata, dan barang sejenisnya. Pasukan bakal ditambah sesuai kebutuhan," tegas militer dalam keterangannya.

Juru bicara pemerintah Rajitha Senaratne berkata, mereka sudah menerima informasi tentang sekelompok kecil radikal yang hendak melancarkan serangan lanjutan.

"Anda tentu tidak bisa mengatakan ancamannya telah usai. Namun situasinya saat ini terkendali. Lebih baik dari yang kami harapkan," terang Senaratne.

Meski begitu, Senaratne yang juga menteri kesehatan menuturkan aparat masih memburu "empat teroris" yang berhubungan dengan serangan 21 April itu.

Gereja Katolik pada Kamis (2/5/2019) telah mengumumkan membatalkan misa yang hendak diadakan kembali Minggu (5/5/2019) setelah mendapat informasi ancaman serangan dua dua lokasi.

Sekolah Katolik yang awalnya dibuka selepas libur Paskah masih ditutup. Sementara sekolah negeri bakal dimulai Senin (6/5/2019) dengan pengawasan ketat.

Serangan yang terjadi di tiga gereja serta tiga hotel mewah itu menewaskan 257 orang dan melukai lebih dari 400 lainnya, dengan pemerintah menyalahkan kelompok ekstremis National Thawheeth Jamaath (NJT).

Baca juga: Pengebom Itu Sempat Memegang Kepala Cucu Saya Saat Masuk ke Gereja

Sebelum serangan terjadi, sempat muncul peringatan dari intelijen asing, diyakini adalah India, mulai dari 4 April hingga satu jam sebelum bom bunuh diri terjadi.

Otoritas Sri Lanka mengakui terdapat kegagalan dalam mengolah informasi intelijen yang mereka terima sehingga serangan bisa terjadi saat Minggu Paskah.

Presiden Maithripala Sirisena segera setelah serangan menyatakan terdapat 140 orang yang terinspirasi dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Dia pun memerintahkan militer dan polisi untuk melacak mereka. Senaratne berkata mereka mendapat bantuan dari komunitas minoritas Muslim untuk memburu para terduga pelaku.

"Semuanya memberi informasi. Mereka datang kepada kami dan memberikan informasi yang berharga," terang Senaratne yang menambahkan, mereka juga mendapat bantuan intelijen dari negara lain.

Baca juga: Inilah Identitas Para Pelaku Ledakan Bom Sri Lanka di Minggu Paskah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com