Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 02/05/2019, 21:44 WIB

ANKARA, KOMPAS.com - Korban tewas tragedi penembakan di dua masjid Christchurch, Selandia Baru, pada Maret lalu dilaporkan bertambah menjadi 51 orang.

Angka itu bertambah setelah seorang warga Turki meninggal ketika menjalani perawatan di rumah sakit, demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu.

Baca juga: Rencanakan Aksi Balas Dendam atas Teror Selandia Baru, Veteran AS Ditahan

"Dengan sangat sedih, saya harus menyampaikan bahwa kami kehilangan satu warga kami, Zekeriya Tuyan, yang kritis saat serangan di Christchurch," terang Cavusoglu dikutip Reuters Kamis (2/5/2019).

Kepada kantor berita Anadolu, saudara Tuyan mengatakan Tuyan menjalani operasi pada Kamis waktu setempat. Namun, nyawanya tidak bisa diselamatkan.

"Hari ini dia dioperasi. Namun pendarahannya terlalu banyak sehingga nyawanya tak tertolong. Kami bersyukur karena setidaknya dia sudah berjuang selama 50 hari,' kata Yahya Tuyan.

Tragedi itu terjadi pada 15 Maret lalu saat berlangsung Shalat Jumat. Teroris asal Australia bersenjata lengkap kemudian menyerang Masjid Al Noor dan Linwood.

Aksi teroris supremasi kulit putih itu dilaporkan membunuh 50 jemaah dengan dia menyebarkan secara langsung kekejamannya di media sosial Facebook.

Si pelaku yang diidentifikasi bernama Brenton Tarrant itu dilaporkan berada di penjara dengan pengamanan ketat di Auckland, dan menjalani tes kejiwaan.

Perdana Menteri Jacinda Ardern menuai simpati ketika dalam konferensi pers sesuai serangan, dia mengutuk teroris itu dan memberikan simpati kepada korban.

Selain itu, dia juga bergerak cepat dengan melarang seluruh senjata bergaya militer maupun semi-otomatis seperti yang dipakai si teroris untuk dijual bebas di negaranya.

Wellington juga melarang adanya upaya untuk mengunduh manifesto yang ditulis teroris tersebut pasca-serangan dan video aksinya ketika menyerang masjid.

Selain itu, asosiasi media Selandia Baru juga telah berjanji tidak akan membiarkan teroris itu menjadikan mereka sebagai alat propaganda selama disidang.

Baca juga: Pelaku Penembakan Sinagoge AS Puji Teroris Penembak Masjid Selandia Baru

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke