Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Telepon, Menlu AS dan Rusia Saling Tuduh soal Krisis Venezuela

Kompas.com - 02/05/2019, 16:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan kompatriotnya di Rusia, Sergey Lavrov, dilaporkan saling tuduh tentang krsis di Venezuela.

Melalui pembicaraan telepon, kedua menlu saling tuduh bahwa negara mereka telah menciptakan ketidakstabilan di negara kawasan Amerika Selatan itu.

Dengan upaya AS untuk melengserkan Presiden Nicolas Maduro dari kekuasaan, Pompeo berkata Rusia dan Kuba merupakan kekuatan yang terus menanamkan pengaruh sayap kiri di Venezuela.

Baca juga: Satu Orang Ditembak Mati dalam Demonstrasi Hari Buruh di Venezuela

Juru bicara Kemenlu AS Morgan Ortagus menuturkan, Pompeo menekankan intervensi dua negara itu telah membuat situasi Venezuela jadi tak stabil dan mengancam relasi AS-Rusia.

"Pompeo mendesak Rusia untuk menghentikan dukungan kepada Maduro dan bergabung bersama negara yang menyerukan adanya transisi kekuasaan," kata Ortagus dikutip AFP Kamis (2/5/2019).

Namun Lavrov menyanggah ucapan Pompeo. Dia menuturkan sebaliknya Washington justru telah memberi "pengaruh merusak" dengan mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido.

Guaido yang mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara pada Januari lalu mengklaim telah mendapatkan dukungan militer untuk menggulingkan Maduro.

"Masuknya AS ke urusan domestik Venezuela jelas-jelas merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional," terang juru bicara Kemenlu Rusia mengutip ucapan Lavrov.

Lavrov kemudian menyoroti ucapan Presiden Donald Trump, yang seperti ditirukan oleh Pompeo, bahwa Washington siap mengerahkan militer ke Venezuela jika diperlukan.

"Upaya agresif seperti ini sarat akan konsekuensi. Hanya rakyat Venezuela yang berhak menentukan nasib mereka sendiri," kata Lavrov di telepon.

AS merupakan satu dari 50 negara di seluruh dunia seperti mayoritas negara Amerika Latin dan kekuatan Eropa yang mengakui Guaido sebagai presiden sementara.

Maduro terpilih kembali dalam pemilu yang dipandang penuh kepalsuan. Venezuela mengalami krisis terburuk yang membuat jutaan rakyat mengungsi karena kelangkaan hidup pokok.

Rusia dan China menyediakan dukungan diplomatik yang krusial dengan Kremlin menawarkan bantuan militer, serta Beijing menyediakan kredit untuk membeli minyak Venezuela.

Pemerintahan Trump juga memperingatkan Kuba yang merupakan musuh lama AS agar berhenti mendukung Maduro dengan diduga menerjunkan ribuan pasukan untuk menopang loyalis Maduro.

Baca juga: Militer AS Belum Dapat Perintah untuk Bersiap Perang di Venezuela

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com