Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 01/05/2019, 20:09 WIB

BAGHDAD, KOMPAS.com - Perdana Menteri Irak mengomentari kembali munculnya Pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi dalam sebuah video.

Dalam video berdurasi 18 menit itu, Baghdadi muncul untuk pertama kalinya sejak dia mendeklarasikan "khilafah" di Masjid Agung al-Nuri Mosul, Irak, lima tahun silam.

Baca juga: Pemimpin ISIS Kembali Muncul untuk Pertama Kalinya dalam 5 Tahun

Dilansir The Independent Selasa (30/4/2019), PM Adel Abdul Mahdi berkata kemunculan rekaman video Baghdadi menunjukkan ISIS masih menjadi ancaman.

Meski begitu, dalam konferensi pers di ibu kota Jerman Berlin, Mahdi tidak bisa memberikan kepastian di mana pemimpin ISIS itu sekarang bersembunyi.

"Saat ini saya sama sekali tak bisa memberi perkembangan intelijen terbaru. Namun dari videonya, jelas Baghdadi merekamnya di lokasi terpencil," terang Mahdi.

Sejumlah badan intelijen negara Barat menyatakan saat ini yang baru diperoleh masih terbatas informasi samar bahwa Baghdadi bersembunyi di kawasan gurun Irak atau Suriah.

Keaslian video itu tidak dapat dipastikan, dengan Menteri Pertahanan Perancis Florence Parly berkata jajaran intelijennya tengah melaksanakan analisis.

"Jika kami bisa memastikan keaslian videonya, bisa disimpulkan Daesh (akronim Arab ISIS) telah kehilangan wilayahnya, namun belum menghilang," tegas Parly di Twitter.

Mahdi melanjutkan kemunculan Baghdadi bisa mengkhawatirkan karena memberikan semacam dorongan semangat bagi para pengikut ISIS untuk melancarkan serangan.

Dia mengatakan ISIS bukanlah kelompok kecil dengan jaringan yang sudah menyebar di berbagai negara dan saat ini berupaya untuk mendapatkan kepercayaan diri.

Dia mencontohkan serangan bom bunuh diri yang terjadi di Sri Lanka pada Minggu Paskah 21 April lalu yang menewaskan 253 orang. Saat itu, ISIS mengklaim bertanggung jawab.

Dalam video tersebut, Baghdadi yang mengenakan pakaian berwarna ungu berujar serangan Sri Lanka merupakan balasan atas kekalahan mereka di Baghouz.

Baghouz yang merupakan sebuah desa di tepi Sungai Eufrat direbut kelompok paramiliter yang disokong koalisi Amerika Serikat (AS) pada Maret lalu.

Sekitar 60.000 orang dilaporkan telah melarikan diri dari desa yang menjadi benteng terakhir ISIS itu, dengan setengahnya merupakan simpatisan serta anggota ISIS.

Baca juga: Tampil di Video, Pemimpin ISIS Akui Kelompoknya Sudah Kalah di Suriah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke