WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan, Presiden Venezuela Nicolas Maduro bersiap untuk meninggalkan negaranya menuju Kuba.
Namun, keberangkatannya urung dilakukan setelah pembicaraan dengan Rusia.
"Kami sudah menyaksikan sepanjang hari, sudah lama sejak semua melihat Maduro," katanya dalam wawancara dengan CNN, Selasa (30/4/2019).
Baca juga: Ada Upaya Kudeta, Kerusuhan Pecah di Venezuela
"Dia sudah punya pesawat yang bersiap di landasan untuk pergi pagi ini, namun Rusia meyakinkan agar dia harus tetap berada di Venezuela," ucapnya.
"Dia berencana menuju ke Havana," imbuhnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyatakan klaim Pompeo itu keliru.
"Washington mencoba untuk menurunkan moral tentara Venezuela dan sekarang menggunakan klaim palsu sebagai bagian dari perang informasi," ujarnya.
#Venezuela
— Heshmat Alavi (@HeshmatAlavi) 30 April 2019
Scenes of anti-riot police units joining the welcoming protesters.#OperacionLibertad pic.twitter.com/5QDa1qb7Ur
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menuding Kuba telah mendukung Maduro. Dia juga memperingatkan adanya dugaan pengiriman ribuan tentara negara komunis itu ke Venezuela.
Trump pun mengeluarkan ancaman kepada Kuba apabila negara tersebut mengerahkan pasukan untuk mengacaukan konstitusi Venezuela.
"Jika pasukan Kuba dan milisi tidak segera menghentikan operasi militer dan lainnya untuk tujuan menyebabkan kematian dan kehancuran pada konstitusi Venezuela, embargo penuh dan menyeluruh, bersama dengan sanksi tertinggi akan diterima pulau Kuba," begitu kicauan Trump.
If Cuban Troops and Militia do not immediately CEASE military and other operations for the purpose of causing death and destruction to the Constitution of Venezuela, a full and complete....
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 30 April 2019
....embargo, together with highest-level sanctions, will be placed on the island of Cuba. Hopefully, all Cuban soldiers will promptly and peacefully return to their island!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 30 April 2019
Hingga kini belum diketahui tindakan lebih lanjut apa yang akan dilakukan AS karena negara itu telah memberlakukan embargo terhadap Kuba selama enam dekade.
Penasihat Keamanan Nasional John Bolton menyebutkan, ada sekitar 25.000 pasukan Kuba telah dikerahkan ke Venezuela.
Baca juga: Oposisi Venezuela Klaim Didukung Militer, Reaksi Dunia Terbelah
Laporan kantor berita AFP menyebutkan, AS sebelumnya mengetahui tiga pemimpin senior Venezuela termasuk menteri pertahanan telah merencanakan untuk menggulingkan Maduro.
Mereka disebut mendukung Juan Guaido, pemimpin oposisi yang diakui sebagai presiden sementara oleh AS dan sebagian besar negara Amerika Latin dan Eropa.
Sementara China, Kuba, dan Rusia tetap menjadi pendukung utama Maduro, yang dikenal sebagai penyebab kehancuran perekonomian Venezuela.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.