Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2019, 19:51 WIB

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara (Korut) memberikan peringatan kepada Amerika Serikat (AS) agar tidak terus memaksakan denuklirisasi menurut kehendak mereka sendiri.

Pemimpin Korut Kim Jong Un dilaporkan memberikan tenggat waktu hingga akhir 2019 kepada AS untuk mengubah sikap selepas pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump.

Baca juga: Trump Bantah AS Bayar Rp 28 Miliar ke Korut untuk Bebaskan Otto Warmbier

Pertemuan yang berlangsung di Hotel Metropole Hanoi, Vietnam, selama dua hari pada akhir Februari lalu itu gagal menghasilkan kesepakatan terkait denuklirisasi.

Baik Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo meminta Kim untuk memenuhi janjinya dalam upaya melucuti senjata nuklir dan rudal berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Wakil Menteri Luar Negeri Korut Choe Sun Hui dikutip KCNA via Reuters Selasa (30/4/2019) berkata sebaiknya AS "mengubah sikap" jika negosiasi gagal.

"Mengubah sikap tidak hanya keistimewaan yang diperoleh AS. Namun keputusan itu bisa menjadi piliham kami juga jika kami memutuskan berubah pikiran," tegas Choe.

"Jika Amerika gagal untuk menentukan sikap sesuai dengan waktu yang kami berkan, jelas mereka bakal menghadapi sebuah konsukuensi yang tak diinginkan," tutur dia.

Choe juga mengatakan bahwa pendekatan Pyongyang tidaklah berubah Denuklirisasi itu bakal segera terjadi. Namun jika AS bersedia melakukan perubahan.

Selama ini, Korut meminta AS agar bersedia mencabut sebagian sanksi yang dirasa sangat memberatkan sebagai ganti penyerahan situs utama mereka.

Namun, Trump menawarkan "kesepakatan besar" di mana Washington bersedia mencabut sanksi jika negara komunis itu menyerahkan seluruh senjata nuklir dan rudal mereka.

"Kami tahu langkah yang kami ambil. Namun, kami belum bersedia melakukannya karena kami masih menunggu Amerika untuk memenuhi permintaan kami," terang Choe.

Baca juga: Korut Tagih Rp 28 Miliar kepada AS untuk Biaya Rumah Sakit Otto Warmbier

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com