LOS ANGELES, KOMPAS.com - Seorang veteran Angkatan Darat AS ditahan setelah diduga merencanakan serangan teror besar-besaran di Los Angeles sebagai balasan atas penembakan massal di Christchurch, Selandia Baru.
Tersangka bernama Mark Steven Domingo (26), disebut memiliki pengalaman tempur di Afghanistan dan mengaku sebagai Muslim.
Dia dituduh melakukan rencana teror federal karena berniat untuk meledakkan sebuah perangkat peledak improvisasi (IED) dalam acara rapat umum nasionalis kulit putih di Long Beach, akhir pekan lalu.
"Tersangka berniat melancarkan serangan dengan tujuan menyebabkan korban massal," kata pejabat berwenang, Senin (29/4/2019).
Domingo ditahan pada Jumat (26/4/2019), setelah menerima paket yang menurutnya berisi bom aktif yang dikemas dengan paku, yang dikirimkan oleh seorang agen yang menyamar.
Menurut dokumen pengadilan, Domingo telah menyatakan dukungannya terhadap aksi kekerasan melalui postingan online maupun saat berkomunikasi dengan sumber FBI yang menyamar. Dia juga berencana menjadi martir dalam aksi balasan atas serangan terhadap Muslim.
Baca juga: Australia Peringatkan Kemungkinan Teror Bakal Berlanjut di Sri Lanka
Tersangka disebut sempat mempertimbangkan sejumlah opsi, termasuk menargetkan orang Yahudi, gereja, atau petugas kepolisian.
Namun karena ingin menimbulkan korban maksimal, Domingo memutuskan untuk meledakkan IED dalam acara rapat umum di Long Beach yang digelar pekan lalu dan berhasil dicegah.
"Investigasi ini berhasil menggagalkan ancaman yang sangat nyata yang ditimbulkan oleh seorang prajurit tempur terlatih yang berulang kali menyatakan bahwa dia ingin menimbulkan jumlah korban maksimal," ujar Jaksa AS, Nick Hanna, dikutip AFP.
Domingo diketahui pernah bertugas di Afghanistan antara September 2012 hingga Januari 2013.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan