KALMUNAI, KOMPAS,com - Pasukan Sri Lanka menyerbu tempat yang diyakini sebagai markas operasi terduga teroris saat serangan pada Minggu Paskah pekan lalu (21/4/2019).
Satuan tugas tentara Sri Lanka terlibat baku tembak dengan sekelompok orang ketika mendatangi sebuah rumah yang berlokasi di Sainthmarudu, Kalmunai.
Serangan yang berlangsung Jumat petang waktu setempat itu (26/4/2019) menyasar tempat yang diduga sebagai "pabrik" rompi bom bunuh diri untuk serangan Minggu Paskah.
Baca juga: Tentara Sri Lanka Serbu Markas Terduga Teroris, 15 Orang Tewas
News1st via Daily Mirror memberitakan Sabtu (27/4/2018) juru bicara kepolisian menyatakan ditemukan sejumlah besar bahan yang dipakai untuk membuat bom bunuh diri.
Di antaranya 150 stik Gelignite, atau dikenal juga sebagai bom jelly, kemudian 100.000 bola besi, jeriken berisi bahan kimia, serta pesawat nirawak (drone).
Selain itu, operasi gabungan itu juga menemukan seragam maupun bendera besar berwarna hitam dengan simbol Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di rumah tersebut.
Juru bicara militer Sumith Atapattu mengatakan ketika pasukan Sri Lanka mendekati rumah persembunyian terduga teroris, tiga ledakan terjadi yang dipicu kontak senjata.
"Tentara kami kemudian melakukan tembakan balasan dan menyerbu rumah persembunyian itu di mana peledak dalam jumlab besar ditemukan," terang Atapattu.
Lokal media memberitakan terduga teroris meledakkan diri ketika polisi menyerbu ketika aparat Sri Lanka berniat menyelidiki sebelum mulai menembak.
Total 15 orang tewas dalam penyerbuan tersebut. Di antaranya enam anak-anak, enam pria, dan enam perempuan. Tiga di antaranya merupakan pelaku bom bunuh diri.
Penyerbuan itu terjadi sejak gelombang ledakan bom yang menghantam delapan tempat di Sri Lanka, antara lain gereja dan hotel mewah, yang menewaskan 253 orang.
Pemerintaha Sri Lanka menyatakan sebenarnya aparat keamanan mereka sudah menerima adanya laporan intelijen mengenai serangan itu pada 4 April, atau dua pekan sebelumnya.
Colombo pun menyalahkan National Thawheeth Jamaat (NJT), kelompok ekstremis lokal yang diduga sebagai pihak paling bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe berkata para pelaku ledakan bom saat Minggu Paskah rata-rata berasal dari keluarga menengah ke atas dan berpendidikan tinggi.
Baca juga: [KABAR DUNIA SEPEKAN] Ledakan Bom di Sri Lanka | Kim Jong Un ke Rusia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.