Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uskup Agung Kolombo Merasa Dikhianati Pemerintah Sri Lanka

Kompas.com - 26/04/2019, 21:23 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

KOLOMBO, KOMPAS.com - Pemimpin gereja Katolik Sri Lanka, Jumat (26/4/2019), mengatakan, dirinya merasa "dikhianati" dengan kegagalan pemerintah mencegah serangan bom di Minggu Paskah meski telah mendapat peringatan.

Kardinal Malcolm Ranjith, Uskup Agung Kolombo, mengatakan bahwa Gereja Katolik Sri Lanka tak pernah mendapat informasi terkait potensi serangan itu.

"Saya merasa sedikit dikhianati," katanya kepada jurnalis yang menanyakan soal peringatan kemungkinan serangan itu.

Baca juga: Saudara Terduga Dalang Serangan Bom Sri Lanka Berharap Kakaknya Telah Tewas

"Ini adalah sebuah kesalahan serius di badan-badan keamanan yang tidak memberitahu kami," tambah Ranjith.

Ranjith menambahkan, dia sudah berusaha mencari penjelasan dari pemerintah tetapi tidak mendapatkan jawaban apa pun.

"Mereka semua mengatakan, tidak mengetahui soal peringatan itu. Semua orang saling melempar tanggung jawab," tambah dia.

Akibat kondisi keamanan yang belum menentu, Ranjith mengatakan, seluruh jadwal misa Minggu ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.

"Umat sebaiknya tinggal di rumah dan berdoa. Jika situasi keamanan sudah normal misa di gereja akan kembali digelar," tambah Ranjith

Sebelumnya, pemerintah Sri Lanka mengakui kesalahan karena tak langsung bertindak saat mendapat peringatan intelijen soal rencana bom bunuh diri yang mengincar sejumlah gereja.

Pada 11 April atau 10 hari sebelum tragedi itu, kepala kepolisian Sri Lanka menerbitkan peringatan terkait kemungkinan adanya serangan teror.

Namun, dalam surat peringatan yang diterbitkan itu, sang kepala polisi tidak menembuskan surat itu kepada presiden atau perdana menteri Sri Lanka.

Baca juga: Bom Paskah Bikin Sektor Pariwisata Sri Lanka Kehilangan Rp 21 Triliun

Pemerintah Sri Lanka menyebut kelompok radikal National Thowheeth Jamaath (NTJ) sebagai pelaku serangan yang menewaskan ratusan orang itu.

Saat ini, Sri Lanka berada di bawah kondisi darurat.

Sejauh ini sudah 74 orang ditahan terkait serangan ini tetapi aparat keamanan masih mengejar lebih banyak lagi pendukung ISIS di Sri Lanka.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com