Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/04/2019, 18:50 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah menuduh Amerika Serikat bertindak dengan "iktikad buruk" selama pembicaraan seputar persenjataan nuklir Pyongyang.

Kim Jong Un telah bertemu untuk pertama kalinya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di kota pelabuhan, Vladivostok, pada Kamis (25/4/2019).

Dilansir kantor berita Korea Utara, KCNA, Kim Jong Un menyampaikan kepada Putin bahwa Trump bersama pemerintahan AS telah mengambil keputusan sepihak dengan iktikad buruk selama pertemuan puncak di Hanoi, Vietnam, pada Februari lalu.

"Perdamaian dan keamanan Semenanjung Korea akan sepenuhnya bergantung pada sikap AS di masa depan dan DPRK akan mempersiapkan diri untuk segala situasi yang mungkin terjadi," ujar Kim seperti dikutip, dengan menyebut nama resmi Korea Utara.

Baca juga: Saat Kereta Lapis Baja Tiba di Rusia, Pengawal Kim Jong Un Langsung Lakukan Ini

Dalam pertemuan puncak kedua dengan Trump, tidak tercapai kesepakatan, setelah Pyongyang memohon pencabutan sebagian sanksi dari AS dan Dewan Keamanan PBB yang berkaitan langsung dengan perekonomian rakyat Korea Utara.

Sebagai balasannya, Kim Jong Un menawarkan untuk menghapus secara total fasilitas pengayaan nuklirnya di Yongbyon.

Namun AS tidak setuju dengan proposal yang diajukan Korut, sehingga Trump memilih meninggalkan pertemuan.

Setelah pertemuannya dengan Kim Jong Un, Putin pun menyerukan agar sanksi-sanksi terhadap Korea Utara dapat dikurangi.

Seruan itu memicu tuduhan AS kepada Rusia yang disebut telah membantu Pyongyang untuk menghindari sebagian sanksi. Tuduhan itu langsung dibantah oleh Moskwa.

Usai pertemuan dengan Kim Jong Un, Putin mengatakan bahwa sama halnya dengan Washington, Moskwa juga mendukung upaya untuk mengurangi ketegangan dan mencegah konflik nuklir.

Namun Putin juga menegaskan bahwa Korea Utara membutuhkan jaminan atas keamanan dan pelestarian kedaulatan negaranya.

"Kita perlu untuk kembali ke negara di mana hukum internasional menentukan situasi di dunia, bukan hukum dari negara yang terkuat," kata Putin.

Baca juga: Putin: Ini Permintaan Kim Jong Un jika Ingin Denuklirisasi

Kim Jong Un telah mengakhiri kunjungannya di Rusia dan kembali ke Korea Utara, Jumat (26/4/2019), menggunakan kereta lapis baja yang berangkat dari stasiun di kota pelabuhan Timur Jauh Vladivostok, sekitar pukul 15.30 waktu setempat.

Sebelum kembali, Kim Jong Un telah menghadiri upacara peletakan karangan bunga di markas Armada Pasifik Rusia, yang sekaligus mengenang pada korban Perang Dunia II.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com