Dia melahirkan anak kembarnya yang keenam, tetapi salah satunya meninggal dunia dalam proses persalinan.
Kondisi diperparah ketika sang suami pergi begitu saja meninggalkan Mariam dan puluhan anaknya.
"Saya tumbuh dengan air mata, suami saya membuat saya menderita," kata Mariam.
Baca juga: Jadi Anggota DPR AS, Perempuan Muslim Ini Dapat Ancaman Mati Tiap Hari
"Sepanjang hidup saya habiskan untuk mengurus anak-anak dan bekerja untuk mencari uang," tambah dia.
Dengan banyaknya mulut yang harus diberi makan, Mariam bersedia mengerjakan apa pun demi mendapatkan uang.
Dia pernah pekerja menjadi penata rambut hingga pembuat dekorasi pertunjukan.
Mariam juga mengumpulkan dan menjual barang rongsokan, menyuling minuman keras, dan menjual obat-obatan herbal.
Sebagian besar pengasilannya habis untuk memberi makan anak-anaknya, biaya berobat, pakaian, dan membayar uang sekolah.
Di dinding salah satu ruangan kediamannya, tergantung foto beberapa anaknya yang terlihat bangga usai lulus dari sekolah dengan kalungan medali di leher mereka.
Di sisi lain, putra tertuanya Ivan Kibuka terpaksa tak bisa melanjutkan sekolah dan harus bekerja untuk membantu keluarga.
"Ibu amat sibuk, pekerjaan membuat dia amat lelah. Kami membantu sebisa kami, seperti memasak, mencuci, tetapi sebagian besar beban keluarga masih ditanggunggnya," kata Ivan (23).
Hidup Mariam memang tak bahagia sejak dia dilahirkan.
Baca juga: Protes Aturan Hijab, Perempuan Iran Dipenjara Satu Tahun
Ibu kandung Mariam meninggalkan dia bersama ayah dan lima saudaranya tiga hari setelah Mariam lahir.
Setelah ayahnya menikah kembali, ibu tirinya meracuni lima saudaranya. Mereka semua meninggal dunia.