Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Laksamana Yi Sun-shin dari Dinasti Joseon Korea

Kompas.com - 25/04/2019, 23:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber wikipedia

3. Invasi Jepang dan Kegemilangan Yi
Pada 23 Mei 1592, daimyo (tuan tanah besar) Jepang era Sengoku, Toyotomi Hideyoshi, mengerahkan bala tentaranya dan menghantam Semenanjung Korea.

Saat itu, sasarannya adalah Korea yang diperintah Dinasti Joseon dan China yang berada dalam kekuasaan Dinasti Ming. Korea berusaha membendung Jepang dengan kekuatan lautnya.

Di sinilah nama Yi menjadi termasyhur. Total, dia memenangkan 23 perang melawan AL Jepang. Di antara kisahnya yang terkenal adalah Perang Myeongnyang dan Pertempuran Pulau Hansan.

Baca juga: Mengapa Rumah Laksamana Maeda Dipilih sebagai Lokasi Penyusunan Teks Proklamasi?

Ketika pasukan Toyotomi menyerang Busan, Yi segera memberangkatkan armadanya dari markas mereka di Yeosu. Meski berpengalaman dalam pertempuran laut, Yi memperoleh banyak kemenangan.

Di antaranya adalah Pertempuran Okpo dan Pertempuran Sacheon yang membuat para jenderal Negeri "Matahari Terbit" mulai khawatir akan ancaman di perairan.

Hideyoshi kemudian menambah jumlah armada kapal perang menjadi 1.700 unit setelah gagal menyewa kapal galleon Portugis demi mengamankan dominasi laut.

Meski kalah jumlah, Yi tetap bisa mengusir AL Jepang. Terdapat sejumlah alasan. Di antaranya Yi rajin mengecek kesiapan pasukannya dan melakukan perubahan sesuai kebutuhan.

Kemudian dia juga membangun Geobukseon atau Kapal Kura-kura. Dia juga pintar memanfaatkan kawasan pantai selatan Korea, laut pasang, hingga terusan sempit sebagai senjatanya.

Prestasinya itu membuatnya diganjar titel Samdo Sugun Tongjesa atau Komandan Angkatan Laut 3 Provinsi. Gelar yang dipakai para komandan AL Korea hingga 1896.

Baca juga: Laksamana Maeda: Nasib Saya Tidak Penting, yang Penting Kemerdekaan Indonesia

4. Pertempuran Noryang dan Kematian
Pada 15 Desember 1598, armada Jepang di bawah pimpinan Shimazu Yoshihiro Teluk Sachon yang berlokasi di timur Terusan Noryang. Kedatangannya sudah diketahui Yi.

Berbekal 82 Panokseon (kapal cepat), 8.000 pasukan, dibantu dengan 7.600 pasukan Ming di bawah kendali Laksamana Chen Lin, mereka pun menghantam Jepang.

Peperangan yang terjadi pada 16 Desember 1598 pukul 02.00 dini hari itu memmberikan kemenangan bagi pasukan gabungan Joseon dan Ming, serta membuat Jepang mundur.

Saat Jepang mundur itulah, Yi memerintahkan pengejaran. Nahas, sebuah peluru yang ditembakkan pasukan Jepang mengenai ketiak kiri dan membuatnya menderita luka fatal.

"Perang ini tengah mencapai puncaknya. Tabuhlah genderang perangku, dan jangan sekali-kali mengabarkan kematianku," begitulah ucapan Laksamana Yi sebelum meninggal.

Jenazah Yi sempat ditaruh di kabin kapal dengan Yi Wan, sang keponakan, mengenakan baju zirah pamannya dan menabuh genderang perang guna memberi semangat.

Jenazah sang panglima laut itu lalu dibawa ke kampung halamannya di Asan untuk dimakamkan di sebelah ayahnya, Yi Jeong. Kuil pun dibangun untuk menghormatinya.

Baca juga: Resmi Menjabat KSAL, Ini Profil Laksamana TNI Siwi Sukma Adji

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Sumber wikipedia
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com