Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2019, 23:05 WIB

DHAKA, KOMPAS.com - Kelompok-kelompok kriminal dan gerilyawan disebut telah semakin mengendalikan kamp-kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh.

Kelompok-kelompok itu disebut melakukan tindak kriminal mulai dari penculikan hingga pembunuhan tanpa ada penindakan hukum. Demikian menurut laporan dari International Crisis Group (ICG) pada Kamis (25/4/2019).

Ratusan ribu warga etnis Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar menuju Bangladesh pada Agustus 2017, setelah adanya tindakan keras dari militer Myanmar terhadap anggota gerilyawan Rohingya.

Hampir 1 juta pengungsi Rohingya yang kini menempati kamp-kamp pengungsi yang penuh sesak dan kumuh di perbatasan Bangladesh.

Baca juga: Nasib Pengungsi Rohingya, Edarkan Narkoba dan Ditembak Pasukan Bangladesh

Menurut ICG, setelah hampir dua tahun dan belum ada tanda-tanda akan dapat kembalinya warga Rohingya ke kampung halaman mereka di Rakhine, kini komunitas internasional didesak agar mulai bergerak untuk mau menampung para pengungsi untuk beberapa tahun ke depan.

Kelompok riset konflik telah mendesak otoritas Bangladesh untuk menambah kehadiran polisi, seiring pergerakan dan aktivitas kelompok kriminal, geng, dan ekstremis yang semakin terang-terangan.

Dan dengan makin tingginya ancaman dari para ekstremis terhadap para pemimpin Rohingya, belum maraknya kasus pembunuhan yang tidak terpecahkan, semakin menambah kekhawatiran para pengungsi akan keselamatan nyawa mereka di pengungsian.

"Para pengungsi mengungkapkan keprihatinan yang serius tertang keamanan pribadi mereka, dengan kelompok gerilya dan geng semakin mengintimidasi, menculik, bahkan membunuh, tanpa ada ancaman hukuman," kata ICG dalam laporannya.

"Pembunuhan dan bentuk kekerasan lainnya sudah menjadi kejadian rutin hampit setiap malam dan pelaku hampir tidak pernah diadili," tambahnya.

"Beberapa pemimpin komunitas Rohingya juga mengaku telah menerima ancaman kematian, yang mereka yakini datang dari ARSA atau pasukan pembebasan Rohingya Arakan," lanjut laporan ICG.

Baca juga: Disangka Penyelundup Manusia, Pembuat Film asal Jerman Dihajar Warga Rohingya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com