VALDIVOSTOK, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengukir sejarah dalam pertemuan perdana mereka di Valdivostok, Rusia.
Hubungan dekat antara Korea Utara dengan Uni Soviet pernah mendingin pada 1990-an, namun kembali dipulihkan pada 2000-an ketika Moskwa mencari dukungan di tengah perselisihan baru dengan Barat.
Lalu, seperti apa kilas balik hubungan Rusia dan Korea Utara yang seperti wahana roller coaster itu?
Pada akhir Perang Dunia II, Uni Soviet diberikan kepercayaan atas bagian utara Semenanjung Korea, sementara AS mendapat bagian selatan.
Baca juga: Dalam Pertemuan Bersejarah, Ini yang Dibicarakan Putin dan Kim Jong Un
Moskwa menunjuk Kim Il Sung sebagai pemimpin, yang kemudian mendirikan negara komunis Korea Utara pada 1948.
Dua tahun kemudian, dengan dukungan China dan Uni Soviet, pasukan Kim menyerbu wilayah Selatan sehingga memicu perang yang merenggut nyawa 4 juta orang sebelum gencayan senjata pada 195.
Saat Perang Dingin meletus antara Uni Soviet dan Barat, Korut mendapat banyak manfaat dari bantuan Soviet termasuk persenjataan dan bahan bakar.
Dalam perjanjian 1961 yang ditandatangani Kim Il Sung dan Nikita Khrushchev mengikat Soviet untuk mempertahankan Korut jika terjadi serangan.
Kim Il Sung pernah mengunjungi Moskwa pada 1984. Pada 1986, dia bertemu dengan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev untuk kali pertama.
Hubungan istimewa keduanya berakhir pada `990 ketika Gorbachex menjalin hubungan diplomatik dengan Korea Selatan.
Ketika Perang Dingin berakhir, bantuan Soviet ke Korut juga selesai.
Baca juga: Kim Jong Un Disebut Eksekusi 4 Pejabat yang Bocorkan Informasi ke AS
Pada 1992 Presiden Boris Yeltsin menyatakan perjanjian 1961 batal, dengan menyebut kesepakatan tersebut hanya di atas kertas.
Putin memulihkan kembali hubungan antara Rusia dan Korut, yang kala itu masih dipimpin Kim Jong Il.
Kim Jong Il mengambil alih kepemimpinan ayahnya yang meninggal pada 1994.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.