KOLOMBO, KOMPAS.com - Pemerintah Sri Lanka mengaku melakukan kesalahan atas kegagalan mencegah serangan pada Minggu Paskah yang menewaskan lebih dai 350 orang, meski sebelumnya muncul peringatan intelijen.
Diwartakan kantor berita BBC, Rabu (24/4/2019), peringatan intelijen India sejak awal bulan ini menyebutkan kemungkinan terjadinya serangan yang direncanakan.
Namun, peringatan tersebut tidak dibagikan dengan benar oleh pihak berwenang.
Baca juga: Presiden Sri Lanka Minta Kepala Kepolisian dan Menhan Mundur
Pemimpin parlemen Lakshman Kiriella menuding para pejabat keamanan senior itu justru sengaja menyembunyikan laporan intelijen tentang kemungkinan terjadinya serangan.
"Informasi ada di sana, tapi para pejabat tinggi keamanan tidak mengambil tindakan yang tepat," ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena memutuskan untuk memecat Menteri Pertahanan Hemasiri Fernando dan Inspektur Jenderal Polisi Pujith Jayasundara.
"Restrukturisasi pasukan keamanan dan polisi akan selesai dalam waktu sepekan,"ujarnya.
Pemerintah kini sedang menyelidiki keterkaitan kelompok ISIS atas teror yang menargetkan gereja dan hotel.
"Kami harus bertanggung jawab karena jika berbagi informasi intelijen kepada orang yang tepat, saya pikir setidaknya ini bisa dihindari atau bahkan diminimalkan," kata Wakil Menteri Pertahanan Sri Lanka Ruwan Wijewardene.
Seperti diketahui, laporan CNN menyebutkan intelijen India telah menyampaikan informasi pada pekan-pekan sebelum serangan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.