Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Bom Bunuh Diri Sri Lanka Pernah Belajar di Inggris dan Australia

Kompas.com - 24/04/2019, 16:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

COLOMBO, KOMPAS.com - Pemerintah Sri Lanka mengungkapkan bahwa salah satu pelaku ledakan bom yang terjadi saat Minggu Paskah (21/4/2019) merupakan orang yang berpendidikan.

Ledakan itu terjadi di delapan tempat di antaranya gereja dan hotel mewah. Otoritas setempat menyatakan korban tewas mencapai 359 orang, dan 500 lainnya terluka.

Baca juga: Dalam Semalam, Polisi Sri Lanka Tangkap 18 Tersangka Terkait Teror

Diberitakan BBC Rabu (24/4/2019), polisi menjelaskan terdapat sembilan orang yang ditengarai sebagai pelaku, dengan delapan di antaranya telah teridentifikasi.

Dalam konferensi pers, Menteri Pertahanan Ruwan Wijewardene memberikan detil lebih banyak. Seperti laporan bahwa keluarga mereka berasal dari kalangan berada.

"Kami meyakini salah satu pelaku bom bunuh diri pernah belajar di Inggris dan menyelesaikan pendidikan pasca-sarjana di Australia sebelum kembali ke Sri Lanka," terang Wijewardene.

Dia mengatakan kebanyakan dari pelaku merupakan orang berpendidikan dan datang dari keluarga kelas menengah ke atas. "Mereka mendanai operasi dan keluarga mereka stabil secara finansial," papar dia.

Dua pelaku bom bunuh diri merupakan kakak beradik dan putra dari seorang pedagang kaya di ibu kota Colombo. Mereka meledakkan diri di Hotel Shangri-La dan Grand Cinnamon.

Otoritas mengungkapkan mereka mencari hubungan antara kelompok yang melakukan serangan dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) selaku kelompok yang mengklaim.

Colombo menyebut kelompok ekstremis lokal National Thawheeth Jamaath (NJT) sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas serangan di gereja dan hotel.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan NJT tentu tidak bisa dilakukan secara internal. "Mereka mendapat pelatihan dan koordinasi yang belum pernah kami lihat," terang dia.

Wijewardene sebelumnya menuturkan ledakan bom itu merupakan serangan balasan atas penembakan yang terjadi di dua masjid Christchurch, Selandia Baru.

Ekstremis kulit putih berkewarganegaraan Australia melakukan serangan di Masjid Al Noor dan Linwood ketika para jemaah tengah melaksanakan Shalat Jumat, dan menewaskan 50 orang.

Baca juga: PM Sri Lanka: Jika Saja Info Intel soal Ledakan Bom Bisa Diserahkan ke Saya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com