VLADIVOSTOK, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dikabarkan telah sampai di perbatasan Rusia jelang pertemuannya dengan Presiden Vladimir Putin.
Pertemuan bilateral perdana dua pemimpin bakal diselenggarakan di kota pelabuhan Vladivostok yang selama ini menjadi markas bagi Armada Pasifik Rusia.
Baca juga: Kim Jong Un ke Rusia Menggunakan Kereta Api Lapis Baja
Diberitakan AFP, kereta lapis baja berwarna hijau zaitun yang membawa Kim beserta para ajudannya sampai di kota perbatasan Khasan pada Rabu (24/4/2019) waktu setempat.
Diberitakan kantor berita pemerintah Korut KCNA, salah satu nama yang ikut dalam rombongan pemimpin 35 tahun itu adalah Menteri Luar Negeri Ri Yong Ho.
Media Rusia memberitakan, Kim disambut dalam tarian tradisional di mana para perempuan dengan kostum daerah menyambutnya dengan roti serta garam.
Pendahulu Kim, sang kakek Kim Il Sung dan anaknya Kim Jong Il, juga berhenti di Khasan. Di sana, terdapat bangunan kayu yang dikenal sebagai Rumah Kim Il Sung untuk merayakan persahabatan Rusia dan Korut.
Bendera Rusia dan Korut dilaporkan telah terpasang di lampu sepanjang jalan menuju Pulau Vladivostok's Russky di mana pertemuan itu diprediksi digelar di sebuah perguruan tinggi.
Pertemuan itu digelar sejak Putin mengirimkan undangan kepada pemimpin yang berkuasa pada 2011 sejak dia memutuskan membuka diri terhadap dunia internasional tahun lalu.
Sejak 2018, Kim telah bertemu Presiden China Xi Jinping empat kali, Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in sebanyak tiga kali, kemudian Presiden Vietnam Nguyen Phu Trong.
Lalu dua kali bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pertama di Singapura pada Juni 2018. Kemudian di Hanoi, Vietnam, selama dua hari Februari lalu.
Agenda pertemuan dengan Putin terjadi semenjak pertemuan Kim dengan Trump di Hanoi mengalami jalan buntut dikarenakan kedua pihak tidak sepakat dengan makna denuklirisasi.
Analis menjelaskan rencana bertemu Putin merupakan upaya Kim untuk menggalang dukungan internasional semenjak negosiasi dengan Washington tersendat.
Sementara para diplomat Barat menjelaskan kemungkinan Kremlin bakal berperan di balik bayang-bayang. Kebijakan luar negeri Rusia didasarkan atas "pencarian relevansi".
Baca juga: Bertemu Kim Jong Un, Putin Ingin Bahas Isu Nuklir di Semenanjung Korea
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.