Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Vladimir Lenin, Pendiri Uni Soviet

Kompas.com - 24/04/2019, 05:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

3. Revolusi 1905 dan Perang Dunia II
Seruan Lenin mendapat pengaruh ketika Rusia tengah berperang melawan Jepang pada 1904, di mana Rusia mengalami kekalahan melalui Perjanjian Portsmouth.

Dampak dari kekalahan itu, keuangan negara pun menyusut yang membuat rakyat dari berbagai elemen mulai menyuarakan ketidakpuasan dan menuntut perubahan.

Situasi itu memanas pada 9 Januari 1905. Ketika sekelompok pekerja tak bersenjata mengeluhkan masalah mereka secara langsung dan mengajukan petisi kepada Tsar Nicholas II.

Baca juga: Patung Lenin di Ukraina Selamat dari Serangan Bom Teroris

Para pekerja itu disambut dengan pasukan keamanan yang memberondongkan peluru. Peristiwa yang dikenal sebagai Bloody Sunday itu menewaskan lebih dari 200 orang.

Peristiwa tersebut berpuncak kepada Revolusi 1905 di mana Lenin menyerukan agar kalangan proletar bergabung bersama petani menggulingkan rezim Tsar dan membentuk pemerintahan ideal.

Merespon krisis itu, Tsar Nicholas II kemudian menerbitkan Manifesto Oktober yang menawarkan sejumlah konsesi politik. Di antaranya pembentukan dewan legislatif bernama Duma.

Namun Lenin belum puas. Dia frustrasi setelah Julius Martov membentuk pergerakan Mensheviks, kebalikan dari Bolshevik yang dipimpin oleh Lenin.

Pertikaian itu berlanjut hinga konferensi partai di Prague, Ceko, pada 1912, di mana Lenin memutuskan untuk berpisah dan mendirikan sebuah entitas baru.

Saat Perang Dunia I pecah, Lenin kembali mengasingkan diri ke Swiss. Di sana, dia menulis dan mempublikasikan karya seperti Imperialism, The Highest Stage of Capitalism.

Baca juga: Rahasia Tubuh Lenin Masih Terawetkan hingga 91 Tahun

4. Bergejolaknya Revolusi Bolshevik dan Berdirinya Uni Soviet
Meski menang, Perang Dunia I tidak memberi dampak signifikan kepada Rusia. Rakyat yang lelah, lapar, dan trauma akan perang mulai menuntut Tsar digulingkan.

Saat itu, gelombang kekerasan menjalar ke seluruh Rusia. Tsar Nicholas yang takut jika dirinya bakal digulingkan paksa, sepakat untuk turun takhta.

Duma segera mengambil alih negara dengan membentuk Pemerintahan Sementara dan menghapus sistem monarki Kekaisaran Rusia menjadi Republik Rusia.

Lenin yang mendengarnya ikut bersorak dan memutuskan pulang setelah merasa kekuasannya bakal semakin dekat. Sampai di Petrograd (nama baru St Petersburg), dia mengecam pemerintahan itu.

Baca juga: Seniman Berteriak di Atas Makam Lenin: Bangun dan Enyahlah!

Dia mengecam karena pemerintahan sementara itu diisi politisi borjuis liberal, dan menginginkan Rusia berbentuk Soviet di mana mereka dipimpin tentara, buruh, hingga petani.

Kemudian pada Oktober 1917, terjadi sebuah revolusi yang kemudian dikenal sebagai Revolusi Bolshevik yang kemudian berujung kepada konflik sipil.

Dalam perang itu, pengikut Lenin yang dikenal sebagai Pasukan Merah berhadapan dengan Pasukan Putih berisi para mantan jenderal di era Tsar Rusia.

Melawan Pasukan Putih yang dibantu Sekutu Perang Dunia I, Lenin menggunakan segala cara untuk menang dan menghasilkan apa yang disebut sebagai Teror Merah.

Akhirnya pada 1923, konflik itu berakhir dengan kemenangan Pasukan Merah sekaligus pengukuhan Uni Soviet. Namun pada 1921, dia menghadapi pergolakan.

Untuk mengatasinya, Lenin kemudian memperkenalkan Kebijakan Ekonomi Baru yang mengizinkan para petani untuk menjual hasil panen mereka ke pasar bebas.

Baca juga: Warga Kota Kharkiv Rubuhkan Patung Lenin

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com