Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Vladimir Lenin, Pendiri Uni Soviet

Kompas.com - 24/04/2019, 05:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Vladimir Ilyich Ulyanov, dikenal juga dengan nama Vladimir Lenin. merupakan seorang politisi, teoritikus, serta revolusioner dari Rusia.

Namanya dikenal dunia setelah mendirikan Partai Komunis Rusia. Dia menjadi arsitek sekaligus penggerak Revolusi Bolshevik yang berlangsung pada 1917.

Lenin kemudian menjabat sebagai Kepala Negara Soviet Rusia sebelum berubah nama menjadi Uni Soviet pada November 1917 hingga dia wafat pada 21 Januari 1924.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kembalinya Lenin dari Pengasingan

Dianggap sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dunia di abad 20, berikut merupakan biografi Lenin setelah dilansir dari berbagai sumber.

1. Masa Kecil
Lenin lahir pada 22 April 1870 di Simbirsk dan dibaptis enam hari kemudian. Semasa kecil, dia dipanggil Volodya yang merupakan kependekan dari Vladimir.

Merupakan pria terhormat, Lenin menghabiskan waktunya di luar rumah atau bermain catur. Dia juga dikenal sebagai murid yang pandai serta disiplin di Simbirsk Classical Gimnazia.

Pada usia 15 tahun, ayahnya meninggal karena pendarahan otak. Sejak kematian ayahnya, perilaku Lenin berubah. Dia sering uring-uringan dan tidak percaya kepada Tuhan.

Deritanya makin bertambah setelah sang kakak, Alexander, mengikuti pergerakan yang menentang monarki absolut Tsar Alexander III dan mencoba membunuhnya.

Sebelum usahanya untuk menaruh bom berhasil, pergerakan mereka keburu terbongkar. Dia diadili dan dijatuhi hukuman mati dengan digantung pada Mei 1886.

Meski sangat terpukul karena kematian ayah serta kakaknya, Lenin tetap melanjutkan pendidikan dan lulus sebagai juara sekolah, serta melanjutkan ke Universitas Kazan.

2. Terkena Radikalisasi Politik
Saat belajar di Kazan pada Agustus 1887, dia bergabung dengan zemlyachestvo. Sebuah gerakan universitas berisi perwakilan mahasiswa dari berbagai wilayah.

Desember 1887, dia mengambil bagian dalam demonstrasi melawan pemerintah yang melarang adanya kegiatan mahasiswa. Polisi menangkap dan menuduh Lenin sengaja memprovokasi.

Baca juga: Diungkap, Mahalnya Biaya Perawatan Jasad Lenin di Mausoleum Kremlin

Imbasnya, dia dikeluarkan dari universitas dengan Kementerian Dalam Negeri memilih membuangnya ke kediaman keluarganya di kawasan Kokushkino.

Di sana, Lenin menjadi radikal dengan membaca buku seperti What Is To Be Done? karangan Nikolai Chernyshevsky yang membuatnya sangat memuja revolusi politik.

Kemudian dia membaca pemikiran filsuf Jerman Karl Marx yang dituangkan dalam buku Das Kapital yang kelak bakal berdampak terhadap pandangannya. Pada Januari 1889, dia mendeklarasikan diri sebagai Marxist.

Ibu Lenin sangat khawatir karena melihat putranya menjadi radikal, dan meyakinkan Kementerian Dalam Negeri agar bersedia mengizinkannya kembali ke Kazan.

Meski tidak diizinkan kembali ke kampus, Lenin berhasil menamatkan pendidikan di bidang hukum. Bersama keluarganya, dia pindah ke daerah pedesaan di Samara.

Di sana, kliennya merupakan petani. Kesulitan para petani itu dipandang Lenin sebagai bias kelas yang makin membuatnya percaya kepada pandangan Marx.

Lenin begitu fokus terhadap revolusi politik. Pertengahan 1890, dia pindah ke St Petersburg yang menjadi ibu kota saat itu, dan menemukan sesama Marxist lainnya.

Desember 1895, perkumpulan mereka diketahui pemerintah. Lenin dan Marxist lainnya ditangkap dan ditahan. Dia kemudian dibuang ke Siberia selama tiga tahun.

Lepas dari pengasingan, dia pindah ke Muenchen, Jerman, di mana bersama Marxist lainnya mendirikan harian Iskra untuk menyatukan Rusia serta Marxist di Eropa.

Dalam Kongres Kedua Partai Buruh Sosial Demokratik Rusia pada 1903, Lenin mengeluarkan retorika berapi-api tentang gagasan untuk membuat pemerintahan yang baru.

Baca juga: Singkirkan Lenin, Warga Desa di Rusia Pilih John Lennon Jadi Nama Jalan

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com