Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Peringatan Intelijen soal Ledakan Bom Sri Lanka Sudah Diberikan sejak 4 April

Kompas.com - 23/04/2019, 11:26 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN

COLOMBO, KOMPAS.com - Aparat keamanan Sri Lanka tengah mendapat sorotan tajam sejak serangan bom terjadi di delapan tempat seantero negara itu pada Minggu (21/4/2019).

Pasalnya, mereka dianggap tidak menindaklanjuti laporan dari dinas intelijen negara lain soal rencana serangan yang sudah mereka dapatkan sebelumnya.

Bahkan menurut juru bicara pemerintah Rajitha Senaratne, laporan intelijen itu sudah masuk jauh lebih lama dari yang diketahui. Yakni lebih dari dua pekan.

Baca juga: Pengebom Itu Sempat Memegang Kepala Cucu Saya Saat Masuk ke Gereja

Dilaporkan CNN Selasa (23/4/2019), Senaratne menjelaskan intelijen memberi peringatan akan adanya serangan bom bunuh diri terhadap gereja dan tempat wisata pada 4 April.

Lima hari kemudian tepatnya pada 9 April, Kementerian Pertahanan meneruskan informasi itu kepada Inspektur Jenderal Kepolisian akan rencana serangan.

Informasi intelijen itu memuat kelompok yang diyakini bertanggung jawab, National Thawheeth Jamaath (NJT), beserta memo seluruh nama para pelaku.

Pada 11 April sesuai dengan yang diberitakan selama ini, muncul memo sama yang ditandatangani Wakil Inspektur Jenderal Polisi Priyalal Dissanayake.

Memo itu kemudian menyebar ke sejumlah kementerian serta pejabat keamanan, dan berisi tentang ancaman yang sama berikut nama-nama sosok yang menjadi pelaku.

Dinas intelijen asing terus memberikan peringatan hingga beberapa menit menjelang serangan. Senaratne mengaku peringatan terakhir terjadi 10 menit sebelum ledakan bom.

Menteri Ekonomi Harsha de Silva mengatakan bahwa peringatan itu berasal dari tetangga Sri Lanka, India. Apa bunyinya? "Sesuatu yang menakutkan bakal terjadi," ujarnya kepada CNN's Christiane Amanpour.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe menuturkan dia dan jajaran kabinetnya tidak mengetahui akan peringatan tersebut, dan meminta agar diadakan guna mengusutnya.

Senaratne menuturkan, alasan mengapa Wickremesinghe tidak mendapatkan perkembangan karena dia tidak dimasukkan ke dalam dewan keamanan nasional.

Baca juga: Buntut Perselisihan dengan Presiden, PM Sri Lanka Tak Dapat Info soal Ledakan Bom

Sempat bertikai dengan Presiden Maithripala Sirisena, Wickremesinghe dipecat dari jabatannya pada Oktober 2018. Namun dimasukkan kembali setelah Sirisena ditekan mahkamah agung Sri Lanka.

Meski begitu, Sirisena masih menjauhkan Wickremesinghe dari dewan pada Desember 2018 yang membuatnya tidak bisa menerima informasi rahasia soal keamanan negara.

Bahkan setelah serangan, Senaratne berkata anggota dewan keamanan tidak bersedia untuk memenuhi panggilan Wickremesinghe dan membahas kejadian tersebut.

"Saya pikir, mungkin hanya inilah satu-satunya negara di dunia di mana anggota keamanannya tidak suka jika dipanggil oleh perdana menteri," sindir Senaratne.

Sebanyak 24 orang yang diduga sebagai pelaku ditangkap pasca-peristiwa yang membunuh 290 orang termasuk warga asing, dan melukai lebih dari 500 orang itu.

Baca juga: Ungkap Kasus Serangan Bom, Sri Lanka Minta Bantuan Interpol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com