Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Bom Sri Lanka, Ini 6 Fakta yang Sudah Dihimpun

Kompas.com - 22/04/2019, 07:24 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com — Publik dunia sangat terkejut ketika mendengar Sri Lanka, negara yang berada di Asia Selatan, diguncang gelombang ledakan bom pada Minggu (21/4/2019).

Ledakan yang dilaporkan terjadi di delapan tempat itu menewaskan 207 orang dan melukai 450 orang lain serta membuat Sri Lanka berada dalam jam malam.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut sejumlah fakta yang telah dihimpun Kompas.com terkait peristiwa paling mematikan dalam sejarah negara itu.

1. Pelaku Ikut Antre Makanan Sebelum Meledakkan Diri
Penegak hukum Sri Lanka mengatakan, setidaknya dua ledakan bom yang menyasar gereja serta hotel bintang lima ini merupakan serangan bom bunuh diri.

Nah, salah satu hotel yang menjadi sasaran adalah Hotel Grand Cinnamon tempat si pelaku ternyata sempat mengantre sarapan bersama tamu yang lain.

Baca juga: Pengebom Bunuh Diri Sri Lanka Ikut Antre Makanan Sebelum Beraksi

Manajer hotel yang tidak ingin disebutkan namanya menuturkan, pelaku merupakan seorang tamu yang terdaftar dengan nama Mohamed Azzam Mohamed.

Saat akan dilayani itulah, tersangka kemudian mengaktifkan bom yang sudah dibawanya dan meledak di restoran yang sedang padat pengunjung itu.

2. Paus Fransiskus dan Pemimpin Dunia Bereaksi atas Serangan Bom Sri Lanka
Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus menyampaikan ucapan dukacita kepada para korban di tengah perayaan Minggu Paskah di Lapangan Basilika Santo Petrus.

"Saya ingin mengungkapkan kedekatan saya yang tulus kepada umat Kristen (Sri Lanka), yang terluka saat berkumpul dalam doa, dan kepada semua korban kekerasan," katanya seperti dikutip dari Vatican News.

Baca juga: Paus Fransiskus Rayakan Paskah dalam Duka Teror Sri Lanka

Selain Paus Fransiskus, keprihatinan dan kecaman juga datang dari pemimpin di seluruh dunia atas serangan yang belum diklaim oleh kelompok tertentu itu.

Perdana Menteri Inggris Theresa May meminta dunia bersatu untuk memastikan supaya tidak ada lagi pihak-pihak yang mencoba menebarkan teror di masa depan.

Kemudian Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menawarkan bantuan kepada korban ledakan. "Belasungkawa saya berikan kepada rakyat Sri Lanka atas serangan teroris di hotel dan gereja," ucap dia.

3. Warga Asing Jadi Korban Ledakan Bom
Di antara 207 korban tewas, Kementerian Luar Negeri Sri Lanka menyatakan 36 korban di antaranya merupakan warga negara asing yang masih diidentifikasi di kamar jenazah Colombo.

Diwartakan BBC, terdapat lima warga negara Inggris dengan dua di antaranya juga memegang paspor AS. Kemudian ada tiga warga negara Denmark.

Baca juga: Korban Tewas Ledakan Bom di Gereja Sri Lanka Sudah Mencapai 52 Orang

Selain itu, ada juga satu warga Portugal, tiga warga India. Kantor berita Anadolu melaporkan ada juga dua teknisi dari Turki serta seorang pria Belanda.

4. Kemenlu RI Pastikan Tak Ada WNI yang Jadi Korban Serangan Bom
Kementerian Luar Negeri RI memastikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam peristiwa ledakan yang terjadi di Colombo, Sri Lanka, Minggu (21/4/2019), itu.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, saat terjadi ledakan bom Sri Lanka, seorang WNI berinisial KW sedang berada di Hotel Shangri-La.

Baca juga: Kemenlu Pastikan Tak Ada Korban WNI dalam Ledakan Bom Sri Lanka

Namun, Kedutaan Besar RI di Colombo sudah memastikan bahwa yang bersangkutan dalam keadaan selamat dan sudah dievakuasi oleh aparat keamanan Sri Lanka.

"Beberapa WNI lain yang menginap di Hotel Shangri-La tidak berada di hotel saat kejadian," ujar Iqbal melalui keterangan tertulis, Minggu sore.

5. Delapan Orang Ditahan atas Ledakan Bom
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe menyatakan otoritas telah menahan setidaknya delapan orang yang diduga mempunyai hubungan atas insiden ledakan bom.

Kepada kantor berita AFP, Wickremesinghe menuturkan delapan nama yang ditangkap merupakan warga lokal. Namun, tidak tertutup kemungkinan jika ada keterlibatan orang asing di dalamnya.

6. Sudah Diperingatkan "Intelijen Asing" 10 Hari Sebelumnya
Otoritas keamanan Sri Lanka dikabarkan sudah menerima peringatan akan adanya rencana pengeboman jauh-jauh hari sebelumnya melalui "dinas intelijen asing".

Dalam unggahan di Twitter, Menteri Telekomunikasi Harin Fernando mengungkapkan surat intelijen itu sudah ditembuskan kepada penegak hukum Sri Lanka pada 11 April atau 10 hari sebelumnya.

PM Wickremesinghe mengaku sudah menerima informasi tersebut. Namun, dia menyatakan tidak menerima informasi mengenai perkembangan terbaru.

Karena itu, dia menyatakan investigasi harus dilaksanakan secepatnya soal mengapa aparat tidak menindaklanjuti peringatan akan adanya serangan tersebut.

Baca juga: 10 Hari Lalu, Polisi Sri Lanka Sudah Cium Rencana Peledakan Bom di Gereja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com