KOLOMBO, KOMPAS.com - Presiden Sri Lanka Maithripaka Sirisena dalam pidatonya mengatakan, dia amat terkejut dengan serangkaian ledakan bom di negeri itu dan meminta rakyat untuk tenang.
Sementara, Menteri Keuangan Mangala Samaraweera juga memberikan komentarnya soal serangkaian ledakan bom itu.
"Serangan bom ini membunuh banyak orang tak berdosa dan nampaknya merupakan sebuah upaya terkordinasi untuk menciptakan pembunuhan, kekacauan, dan anarki," kata Samaraweera lewat aku Twitter-nya.
Baca juga: Korban Tewas Ledakan di Gereja Sri Lanka Sudah Mencapai 52 Orang
Dua ledakan bom pertama dilaporkan terjadi di gereja St Anthony di Kolombo dan gereja St Sebastian di kota Negombo tak jauh dari ibu kota.
Puluhan korban luka di gereja St Anthony langung dilarikan ke RS Nasional Kolombo. Demikian keterangan seorang pejabat.
Tak lama kemudian, polisi Sri Lanka mengonfirmasi telah terjadi ledakan bom di tiga hotel di ibu kota Kolombo bersama sebuah gereja di kota Batticaloa.
Seorang staf salah satu hotel yaitu Grand Cinnamon yang terletak tak jauh dari kediaman perdana menteri, mengatakan bahwa ledakan bom itu menghancurkan restoran hotel.
Staf tersebut mengatakan, setidaknya satu orang tewas akibat ledakan bom itu.
Sementara, staf RS Batticaloa mengatakan, lebih dari 300 orang dengan berbagai level luka masuk ke rumah sakit itu menyusul ledakan bom di gereja.
Di sisi lain, Menteri Reformasi Ekonomi dan Distribusi Publik Harsha da Silva mengatakan, operasi penyelamatan masih berlangsung.
Da Silva juga menambahkan, dia sudah mendatangi dua hotel dan gereja St Anthony yang menjadi sasaran bom.
"Pemandangannya amat mengerikan. Saya melihat potongan tubuh di mana-mana," kata dia.
Baca juga: Sudah 80 Orang Luka Akibat Ledakan di Dua Gereja Sri Lanka
Da Silva menambahkan, di antara korban tewas terdapat beberapa warga asing dan dia meminta warga Sri Lanka tetap tenang.
Sejauh ini belum ada satu kelompok pun yang menyatakan bertanggung jawab atas serangkaian ledakan bom itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.