Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Lirik Lagu, Seorang Pekerja Migran di China Ditahan 2 Minggu

Kompas.com - 19/04/2019, 18:59 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber SCMP

ZHENXIONG, KOMPAS.com - Seorang pekerja migran dari Zhenxiong, Provinsi Yunnan ditahan awal bulan ini karena lirik lagu ciptaannya.

Huang Ming, yang bekerja di sebuah pabrik di Heyuan, Guangdong, didatangi oleh dua petugas dari kampung halamannya, pada awal April lalu.

Menurut laporan Biro Keamanan Publik, Huang ditahan karena dianggap telah memicu pertengkaran dan membuat masalah dengan mengunggah lirik lagu karyanya ke media sosial WeChat.

Yang menjadi permasalahan, Huang menulis lirik lagu yang mengisahkan tentang insiden pemukulan seorang warga di Zhenxiong oleh beberapa pejabat pemerintah yang terjadi pada Juli 2017 lalu.

Insiden yang menjadi inspirasi lagu Huang adalah pemukulan terhadap Long Anyou, karena dia telah mengendarai sepeda motornya melintasi marka jalan yang baru saja dicat.

Baca juga: Protes Lirik Lagu Kebangsaan Australia, Murid Kelas 4 SD Dihukum

Akibatnya, Long dihajar oleh sekitar 10 pekerja pemerintah yang menyebabkan tulang rusuknya patah dan dia mengalami luka-luka.

Kasus itu telah diselesaikan dengan Long menerima kompensasi dan para pejabat yang terlibat pemukulan telah dihukum.

Namun Huang menjadikan insiden itu sebagai inspirasi lagunya. Setelah menuliskan liriknya, dia mengunggahnya ke WeChat dan mengatakan ingin mencari penyanyi untuk membawakan lagunya.

Dia bahkan menuliskan rencana membuat video klip untuk lagu tersebut yang merekonstruksi kejadian pemukulan itu.

"Sekop dan cangkul, pejabat pemerintah mengambilnya untuk memukul Long Anyou," bunyi lirik lagu karya Huang.

"Long Anyou patah tulang rusuknya dan kepalanya berdarah. Pejabat seperti bandit dan pergi mengendarai mobil setelah serangan."

"Kami warga Zhenxiong harus bersatu agar penyebab utama serangan ini dapat ditemukan."

"Kita tidak tahan ditindas tanpa memberontak. Zhenxiong begitu penuh dengan korupsi, saya tidak tahan lagi," lanjut lirik lagu Huang.

Akhir Maret lalu, Kantor Manajemen Konten Internet memanggil 14 pemilik akun WeChat di wilayah itu dan memperingatkan mereka untuk tidak memprovokasi di dunia maya dengan alasan mengawasi pemerintah.

Sementara Huang dimasukkan dalam tahanan pada 2 April dan baru dibebaskan pada Selasa (16/4/2019) lalu.

Baca juga: Jerman Berniat Ganti Lirik Lagu Kebangsaan agar Netral Gender

"Pada sore hari tanggal 16 April, petugas yang menangkap saya bertanya apakah saya akan merilis konten seperti itu lagi."

"Jika saya melakukannya lagi, maka mereka mengatakan akan kembali menangkap saya," ujar Huang dikutip dalam laporan Biro Keamanan Publik.

Huang mengaku pada situs berita Thepaper.cn jika dia tidak pernah menyesali perbuatannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com