Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggalkan Karir yang Mapan, Pria Ini Pilih Jadi Gelandangan

Kompas.com - 19/04/2019, 10:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

HONG KONG, KOMPAS.com - Simon Lee telah menelusuri kawasan di Hong Kong sebagai gelandangan selama tujuh tahun terakhir. Namun, dia melakukannya bukan karena terpaksa.

Lee memilih hidup di jalanan setelah memutuskan meninggalkan kemakmuran dan kemewahan hidup, maupun kenyaamannya sebagai seorang pegawai kantoran.

Seperti diwartakan Oddity Central Kamis (18/4/2019), hingga 1997 Lee mempunyai karir yang mapan serta mempunyai pendidikan mentereng di jurusan Kimia.

Baca juga: Gelandangan Ini Mendadak Terkenal Gara-gara Mengutip Tulisan Konfusius

Namun suatu hari, dia merasa tidak membutuhkan status sebagai karyawan yang membuatnya stres. Jadi, dia berhenti dan pindah ke kawasan tetangga di Macau.

Dia sempat memberikan les kepada anak-anak setempat sebelum pindah lagi di 2004 di Zhuhai, di mana dia hidup selama dua tahun sebelum balik ke Macau dua tahun kemudian.

Saat itu, kasino mulai tumbuh subur dengan para orang kaya yang gemar berjudi bakal membagikan sedikit kemenangan mereka kepada orang yang nasibnya tak seberuntung mereka.

Jadilah dia hidup di sana dan bergantung kepada kedermawanan orang kaya hingga aparat Macau menemukannya dan mendeportasinya ke Hong Kong pada 2010.

Meski sudah tiba di Hong Kong, Lee yang kini berusia 52 tahun itu masih "senang" hidup di jalanan. Mencari makanan sisa di restoran cepat saji terdekat.

Bagi sebagian besar orang, apa yang dilakukan Lee jelas bukanlah cara hidup ideal. Namun, Lee mengaku dia tidak akan menukarkannya dengan harta dunia.

"Bagi saya, inilah kebebasan," kata Lee kepada SCMP. Dia mengaku menjadi gelandangan membuatnya tidak perlu membayar uang sewa dan bisa tidur di mana saja.

"Saya pikir saya menyelamatkan sumber daya bagi masyarakat ini karena saya tidak menghasilkan uang maupun berusaha mencari pengaruh," terang dia.

Mayoritas pakaian Lee didapatkan dari sumbangan pekerja sosial lokal maupun dipungut di jalan. Dia tidak mendapat uang dari pemerintah, dan tidur di jalanan maupun taman.

Dia berkeliaran di Hong Kong Island yang merupakan kawasan termewah di sana, dan mengaku selalu menemukan benda-benda berguna yang dibuang orang.

Baca juga: Lawan Muhammad Ali di Jakarta Kini Hidup Sebagai Gelandangan

Menjadi gelandangan membuatnya mendapat pengalaman baru. Karena itu, setiap hari dia bakal pergi ke Perpustakaan Pusat di Causeway Bay di mana dia bisa menggunakan akses internet gratis.

Di sana, dia bakal menuliskan segala pengalamannya selama hidup di jalanan. Meski bukan blogger populer, saat ini sudah ada 6.000 orang yang membaca tulisannya.

"Jika Anda ingin bahagia, daripada menjadi manusia yang selalu membawa beban harga diri dan kebanggaan, Anda bisa berpikir laksana hewan," katanya.

Saat itu Macau, dia sempat berpacarangan selama tiga tahun. Namun sejak saat itu, dia memutuskan terus melajang. Dia juga memutuskan hubungan dengan orangtua dan keluarganya.

Baginya, keputusan tersebut adalah pilihan terbaik karena jika dia masih berhubungan, dia merasa stres dan kesakitan. Dia juga menyebut ada satu bagian yang membuatnya suka menjadi gelandangan.

Baginya, menjadi gelandangan berarti tidak harus capek-capek memikirkan bagaimana esok hari. Dia cukup melewati hari ini, dan biarkan nasib yang memutuskan seperti apa besok.

Baca juga: Dulu Berpenghasilan Sejuta Dollar, Mantan Model Kini Jadi Gelandangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com