Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Paling Bersedih karena Kebakaran di Gereja Notre Dame

Kompas.com - 18/04/2019, 13:30 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber NBC News

PARIS, KOMPAS.com - Nicolas Geant hanya bisa tertegun ketika menyaksikan Gereja Notre Dame, ikon wisata yang berlokasi di Paris, terbakar pada Senin petang (15/4/2019) waktu setempat.

Dengan cemas, dia hanya bisa pasrah menanti nasib lebah peliharaannya yang bersarang di bagian atap katedral yang dibangun pada abad ke-12 silam itu.

Diwartakan NBC News Rabu (18/4/2019), Geant merupakan seorang pawang yang memiliki sekitar 18.000 ekor lebah yang bersarang di atap Gereja Notre Dame.

Baca juga: Desain Rekonstruksi Katedral Notre Dame Disayembarakan

"Jika Anda melihat foto dari langit, akan nampak segalanya terbakar. Anda bisa melihat atapnya terbakar. Meski begitu, masih ada lubang yang menjadi sarang mereka," kata Geant.

Pawang 51 tahun itu memelihara lebah yang berasal dari Perancis hingga California, Amerika Serikat (AS). Saat ini, dia tidak bisa memastikan nasib lebah-lebahnya.

Geant mengatakan sampai saat ini, dia tidak bisa memastikan nasib lebah miliknya. Dengan frustrasi, dia mengungkapkan polisi dan pemadam kebakaran tak mengizinkannya masuk.

Investigasi kebakaran di gereja berusia 850 tahun itu terus berlanjut dengan para penyelidik masih belum bisa memastikan penyebab api bisa muncul.

Salah satu cara melihat penyebabnya adalah memasuki bagian dalam gedung yang masih lembab, dengan pemadam kebakaran memperingatkan masih ada risiko gereja bisa roboh.

Geant berkata dia menerima pesan dari berbagai penjuru dunia yang menanyakan kabar lebah-lebahnya. "Saya akan mencobanya kembali esok hari," terangnya.

Dia menuturkan sudah mempunyai impian untuk menempatkan lebah di atap "gereja paling cantik di dunia", dan pada 2012 silam, harapannya terkabul.

Geant menjelaskan terdapat pertalian sejarah antara gereja dengan lebah, di mana pengurus gereja sering menggunakan sarang lebah guna membuat lilin.

Geant bukanlah satu-satunya orang yang paling bersedih setelah gereja dengan arsitektur Gotik itu terbakar dan menghancurkan puncak menaranya.

Baca juga: Disney Janjikan Donasi Rp 70 Miliar untuk Pembangunan Kembali Notre Dame

Kegetiran masih bisa dirasakan dengan jelas di diri Olivier De Chalus ketika melihat Notre Dame terbakar. Dia mengaku sudah sangat mengenal gereja tersebut.

Sebab, Chalus merupakan ketua pemandu wisata gereja itu, dan saat ini tengah mengambil program doktoral desain arsitektur abad pertengahan Notre Dame.

Dia masih ingat, selama tujuh jam dia tak bisa mengalihkan pandangannya dari Notre Dame yang terbakar. "Ini rumah saya," katanya saat berdiri di Tepi Sungai Seine.

Keesokan hari setelah api dipadamkan, butuh waktu lama baginya sebelum mendapatkan keberanian untuk masuk ke dalam dan melihat seberapa parah kerusakannya.

Saat berjalan ke pintu itu, dia merasakan angin menerpa punggungnya yang berasal dari lubang di atap. "Rasanya seperti diterpa kehancuran," keluh dia.

Baca juga: Mengapa Notre Dame Disebut Ikon Arsitektur Gotik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber NBC News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com