PARIS, KOMPAS.com - Seorang petinju putri Iran yang baru saja memenangi pertarungan internasional melawan petinju Perancis, kini justru menghadapi ancaman penahanan.
Sadaf Khadem (24), menjadi petinju putri Iran pertama yang meraih kemenangan dalam laga internasional.
Dia berhasil mengalahkan lawannya, petinju putri Perancis Anne Chauvin (25) dalam pertarungan di Kota Royan, pada Sabtu (13/4/2019) lalu.
Namun Khadem kini enggan kembali ke negaranya, setelah mendengar bahwa sebuah surat perintah penangkapan telah dikeluarkan oleh pihak berwenang Iran untuk dirinya.
Khadem, yang sehari-hari bekerja sebagai pelatih kebugaran di Teheran, bersama dengan pelatihnya Mahyar Monshipour, kini tengah berada di Kota Poitiers, Perancis. Demikian disampaikan seorang juru bicara yang menolak dituliskan namanya.
Baca juga: Dicium Saat Wawancara, Reporter Ini Laporkan Petinju Kelas Berat Bulgaria
Dilansir AFP, alasan surat penangkapan tersebut yakni lantaran dalam pertarungan yang dijalaninya, Khadem tidak mengenakan penutup kepala dan bahkan memakai celana pendek.
Hal itu dianggap bertentangan dengan aturan di Iran bahwa atlet wanita harus mengenakan pakaian yang sesuai dengan hukum Islam.
"Khadem dituduh telah melanggar aturan berpakaian Iran untuk perempuan, sementara pelatihnya dituduh terlibat," kata juru bicara itu.
Tidak ada komentar langsung dari pihak pengadilan Iran. Sementara federasi tinju Iran menolak mengakui Khadem maupun pertandingan yang dilakoninya.
Dalam pernyataan yang dirilis Kementerian Olahraga dan Pemuda Iran, kepala federasi tinju Iran, Hossein Soori mengatakan bahwa Khadem bukan petinju yang terdaftar dalam federasi dan apa yang dilakukannya tidak berhubungan dengan federasi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan