KOMPAS.com - Pada Agustus 2012, para peneliti dan arkeolog menemukan kerangka di bawah tempat parkir di kota Leicester, Inggris.
Yang mengejutkan adalah tulang belulang itu diyakini sebagai Richard III, raja terakhir dari Wangsa Plantagenet yang terbunuh di pertempuran Bosworth pada 1485.
Sang raja ditemukan di bawah selimut aspal, sebelumnya akhirnya diidentifikasi dan dimakamkan dengan penuh khidmat.
Lalu, bagaimana tim peneliti yakin jika kerangka itu benar-benar raja Inggris?
Baca juga: Akui Hina Raja Malaysia di Facebook, Tukang Kebun Terancam Penjara 1 Tahun
Melansir dari History Extra, tim dari University of Leicester pada 4 Februari 2013 menegaskan kerangka manusia tersebut adalah Richard III.
Mereka menyajikan banyak bukti, termasuk penanggalan radiokarbon, bukti radiologis, DNA, analisis tulang, dan hasil arkeologi.
"Ini adalah kesimpulan akademis dari University of Leicester, individu yang digaki di Gey Friars pada Agustus 2012 memang Raja Richard III," demikian pernyataan kepala arkeolog Richard Buckley.
Laporan BBC menyebutkan, ahli osteo-arkeolog Dr Ji Appleby menyatakan kerangka tersebut diidentifikasi sebagai seorang pria berysia 20-an tahun atau awal 30-an tahun.
Sementara itu, Richard meninggal pada usia 32 tahun. Analisis menunjukkan, terdapat 10 luka-luka dalam kerangka itu, termasuk 8 pada bagian tengkorak.
530 years after he died in battle, King Richard III's tomb is put in place http://t.co/hQrLZOq9VD pic.twitter.com/xPd9cYjHia
— The Telegraph (@Telegraph) 27 Maret 2015
Dua luka pada tengkorak memang berpotensi fatal, salah satunya disebabkan oleh senjata berbilah yang menembus dan mengenai sisi berlawanan, dengan kedalaman lebih dari 10 cm.
"Kedua cedera ini menyebabkan kehilangan kesadaran dan kematian yang hampir seketika," ujar Appleby.
Luka lain yang diidentifikasi termasuk luka sayatan atau tusukan pada wajah dan sisi kepala.
Richard III juga disbeut memiliki kelainan tulang belakang yang melengkuk atau skoliosis.
Apabila tidak menderita itu, dia diyakini memiliki tinggi sekitar 1,7 meter. Tapi kelengkungan tulang tersebut membuatnya tampak jauh lebih pendek.
"Secara keseluruhan, bukti kerangka memberikan kasus yang sangat meyakinkan untuk diidentifikasi sebagai Richard III," kata Appleby.
Baca juga: Meksiko Tuntut Permintaan Maaf Raja Spanyol dan Paus Fransiskus, Ada Apa?