Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Faisal bin Abdulaziz, Raja Saudi yang Tewas di Tangan Keponakan

Kompas.com - 15/04/2019, 23:34 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

KOMPAS.com - Faisal bin Abdulaziz naik takhta setelah Raja Saud mengundurkan diri atas bujukannya.

Selama menjabat, Raja Faisal dikenal sebagai pemimpin yang berhasil menstabilkan birokrasi kerajaan. Pemerintahannya juga mendapat popularitas yang cukup tinggi meski menghadapi kontroversi.

Faisal bin Abdulaziz lahir di Riyadh, pada 14 April 1906. Dia adalah anak ketiga dari Raja Abdulaziz.

Ibunya, Tarfa binti Abdullah bin Abdullatif Al Sheikh, yang menikah dengan Raja Abdulaziz pada 1902. Di usia enam tahun, Faisal ditinggal mati ibunya.

Faisal memiliki seorang saudara perempuan yang se-ibu, bernama Nurah.

Lahir di kalangan keluarga kerajaan, Faisal yang menyandang gelar pangeran, sudah harus terlibat dalam urusan kerajaan sejak belia.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Ratu Isabella II, Berkuasa di Spanyol Sejak Balita

Pada 1919, saat Raja Abdulaziz mendapat undangan untuk mengunjungi London, Pangeran Faisal yang dikirim untuk mewakili dan menjadi anggota keluarga kerajaan Arab Saudi pertama yang berkunjung ke Inggris.

Kunjungannya berlangsung selama sekitar lima bulan, di mana dia bertemu dengan banyak pejabat pemerintahan Inggris.

Pangeran Faisal juga menjadi anggota keluarga kerajaan Saudi pertama yang mengunjungi Perancis dalam kunjungan resmi kerajaan.

Sebagai salah satu putra tertua raja Saudi, Pangeran Faisal memegang tanggung jawab yang besar dalam pemerintahan Arab Saudi.

Salah satunya adalah merebut kendali wilayah-wilayah seperti Hail dan Asir pada 1922, di mana Faisal diutus memimpin pasukan berjumlah 6.000 orang. Wilayah Asir jatuh ke tangan Arab Saudi pada akhir tahun itu.

Pada 1930, Raja Abdulaziz menunjuk Faisal sebagai menteri luar negeri dan sejak saat itu beberapa kali berkunjung ke Eropa, termasuk Polandia pada 1932 dan Rusia (bagian dari Uni Soviet) pada 1933.

Faisal juga kembali ditunjuk untuk memimpin operasi militer dalam Perang Saudi-Yaman pada 1934, yang berakhir dengan kemenangan Arab Saudi.

Pangeran Mahkota dan Perdana Menteri

Pada 1953, Raja Abdulaziz wafat dan posisinya sebagai raja Saudi digantikan putra keduanya, Saud bin Abdulaziz.

Dengan sang kakak yang naik takhta, Faisal pun menempati posisi lama kakanya menjadi pangeran mahkota.

Raja Saud memimpin dengan cara yang sangat berbeda dibandingkan pendahulunya, dengan lebih banyak mengerahkan kekuatan militer.

Pemerintahan Kerajaan Saudi di bawah Raja Saud juga mendapat tekanan dari negara tetangga, Mesir, yang dipimpin Gamal Abdel Nasser.

Setelah mendapat desakan dari anggota keluarga kerajaan dan para pemimpin keagamaan, Raja Saud menunjuk Faisal sebagai perdana menteri Arab Saudi pada 1058, yang memberinya kekuasaan lebih besar.

Terjadi perebutan kekuasaan antara Raja Saud dengan Perdana Menteri Faisal, yang berujung pada pengunduran dirinya dari jabatan perdana menteri pada 1960, setelah menganggap raja menghambat reformasi perekonomian.

Namun pada 1962, dengan dukungan dari anggota keluarga kerajaan, Faisal kembali menjabat perdana menteri untuk kali kedua.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Mehmed II Sang Penakluk, Sultan Ottoman Turki

 

Merebut Kekuasaan Raja

Perselisihan Faisal dengan Raja Saud masih berlanjut hingga setahun kemudian. Memanfaatkan masa-masa absennya sang raja karena alasan kesehatan di awal 1963, Faisal semakin memperluas kendalinya di pemerintahan.

Dia mencopot sejumlah pejabat yang setia pada Raja Saud dengan menggantikan mereka dengan pangeran yang disukainya untuk jabatan militer dan keamanan.

Saat Raja Saud kembali, Pangeran Faisal menuntut agar dirinya diangkat menjadi wali raja hingga peran raja hanya sebatas peran seremonial.

Pangeran Faisal mendapat dukungan dari para elit ulama dan anggota keluarga kerajaan, yang mendesak Raja Saud mengabulkan tuntutan Pangeran Faisal.

Sempat menolak, Raja Saud akhirnya menyetujui mengangkat Pangeran Faisal sebagai wali raja, setelah kalah pendukung. Pada 4 Maret 1964, Pangeran Faisal resmi diangkat menjadi wali raja Arab Saudi.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Mahmoud Abbas, Presiden Ke-2 Negara Palestina

Upaya Pangeran Faisal untuk merebut kekuasaan dari Raja Saud tidak berhenti sampai di sini, karena di tahun yang sama, dia kembali menggelar pertemuan petinggi kerajaan dan elit ulama untuk menyerukan raja turun takhta.

Raja Saud yang sudah tak memiliki kekuasaan akhirnya setuju untuk mundur dan Pangeran Faisal resmi diangkat menjadi raja Arab Saudi pada 2 November 1964. Sementara Saud diasingkan ke Mesir sebelum akhirnya menetap di Yunani.

Selama berkuasa, Raja Faisal dikenal sebagai salah satu raja dengan pengaruh besar dalam perkembangan Kerajaan Arab Saudi, salah satunya dalam membawa pandangan modern.

Bahkan saat masih menjadi pangeran mahkota, Raja Faisal telah berhasil menghapuskan perbudakan di Arab Saudi.

Sebagai raja, Faisal juga menjadi salah satu tokoh Timur Tengah yang tegas dalam menolak pengaruh dan dominasi AS maupun Uni Soviet.

Raja Faisal secara tegas mengkritik standar ganda negara Barat terkait kemerdekaan Palestina.

Ini menyebabkan Raja Faisal melakukan boikot minyak ke negara Barat yang dianggap terlalu membela Israel. Aksi ini mengakibatkan krisis minyak pada 1973.

Dibunuh Keponakan

Setelah hampir 12 tahun berkuasa, tepatnya pada 25 Maret 1975, terjadi tragedi dalam kerajaan Arab Saudi, di mana sang raja tewas terbunuh di hadapan audiensi kerajaan.

Raja Faisal tewas akibat dua luka tembak yang disebabkan oleh keponakannya sendiri, Pangeran Faisal bin Musaed, dari jarak dekat.

Kejadian bermula saat Raja Faisal hendak mencium keponakannya itu. Namun ketika raja membungkukkan badannya, terdengar suara letusan senjata dan selanjutnya tubuh Raja Faisal tersungkur.

Raja mengalami luka tembak di bagian kepala, yakni pada dagu dan telinga.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Putri Margaret, Adik Ratu Elizabeth II yang Kontroversial

Raja Faisal sempat dilarikan ke rumah sakit namun dokter menyatakan tak berhasil menyelamatkan nyawa raja akibat luka tembak yang terlalu parah. Raja Faisal meninggal di hari itu di usia 69 tahun.

Menyusul kematian raja, kerajaan Arab Saudi memperingati tiga hari berkabung dan seluruh kegiatan pemerintahan ditangguhkan.

Pelaku penembakan raja, Pangeran Faisal, yang awalnya disebut tak waras, akhirnya dijatuhi hukuman mati setelah dinyatakan melakukan aksi pembunuhan secara sadar. Dia dihukum penggal di hadapan publik di Riyadh.

Sementara jenazah Raja Faisal dimakamkan di pemakaman Al Qud di Riyadh, pada 26 Maret 1975.

Kehidupan Keluarga

Sepanjang hidupnya, Raja Faisal sempat menikah dengan empat perempuan, dengan tiga istrinya datang dari kalangan penguasa di Arab Saudi.

Pernikahan pertama Raja Faisal adalah dengan Sultana binti Ahmed Al Sudairi, yang dinikahinya saat Raja Faisal masih berstatus pangeran dan berusia 15 tahun.

Dari pernikahan itu, Raja Faisal memiliki seorang putra bernama Abdullah.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Susan Blow, Perintis Taman Kanak-kanak di AS

Pernikahan kedua Raja Faisal adalah dengan Iffat Al Thunayan, yang lahir dan dibesarkan di Turki. Keduanya menikah pada 1932 di Jeddah, dan memiliki sembilan anak

Istri ketiga Raja Faisal bernama Al Jawhara binti Saud, yang dinikahi raja pada 1935. Al Jawhara masih merupakan kerabat raja, yakni putri dari bibinya, Noura binti Abdul Rahman.

Dari pernikahan ketiganya, Raja Faisal mendapat seorang putri yang diberi nama Munira.

Pernikahan keempat Raja Faisal adalah dengan Haya binti Turki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com